Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Direktur Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen, saat diwawancarai PAROKIKUMBA.ORG disela Sidang Pastoral hari kedua, Selasa, 10 Januari 2023 mengatakan, pencanangan Tahun 2023 sebagai Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan di Keuskupan Ruteng bukanlah hal yang tiba-tiba, namun telah menjadi bagian dari Rencana Strategis lima tahunan untuk implementasi Sinode III tahap 2 yang dimulai sejak tahun 2021-2025 dengan tema Diakonia Transformatif.
RD Dr. Martin Chen, (tengah) Direktur Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng saat menjadi pemateri dalam Sidang Pastoral Pencanangan Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan di Aula Biara Maria Bunda Karmel Ruteng. (Foto : KOMSOS KR)
Diakonia Transformatif yang dimaksud, lanjut RD Martin Chen, yakni pelayanan sosial yang mengubah dan membaharui kehidupan umat. Dari tema besar ini, lalu dibidik sejumlah tema yang berkaitan dengan situasi sosial dan perlu menjadi perhatian pastoral gereja.
Pada tahun 2021, Keuskupan Ruteng berfokus pada Tata kelola Manajemen yang bagus untuk membangun hidup umat. Tahun 2022 Pariwisata Holistik menjadi gerakan bersama dan pada tahun 2023 ini resmi telah dicanangkan sebagai Tahun Ekonomi Berkelanjutan. Tahun 2024 mendatang akan dijadikan sebagai Tahun Ekologi Integral dan tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Ekaristi Transformatif.
“Itu bagian dari 5 tahun strategis. Terkait secara khusus Ekonomi Berkelanjutan, pertama tentu bertolak dari fakta bahwa memang masalah ekonomi masih menjadi masalah utama umat kita, terutama kemiskinan, baik akibat perubahan iklim juga krisis moneter. Kami juga sudah membuat survey dan ternyata capaian dalam bidang kegiatan pastoral ekonomi di Paroki masih rendah,” tutur RD Martin.
Gambaran saat sesi diskusi dalam Sidang Pastoral Keuskupan Ruteng yang digelar dalam rangka Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. (Foto : KOMSOS KR)
Dengan basis data tersebut, lanjut dia, pastoral-pastoral pengembangan sosial ekonomi belum terlalu digerakkan atau dikembangkan oleh paroki. Selain itu, RD Martin juga mengisahkan, dari Sidang Pastoral yang sedang berlangsung saat ini, menarik karena dihadiri juga oleh para pelaku UMKM dari sejumlah paroki.
“Ini merupakan bagian dari aspek nyata kita mendukung mereka, para pelaku UMKM. Paroki-paroki juga bisa belajar dari paroki lain yang nyatanya sudah jauh mengembangkan dan mendukung UMKM. Jadi, ada proses pembelajaran bersama,” ucapnya.
Selain peserta Sidang Pastoral yang menghadirkan para imam yang bekerja di lembaga-lembaga gereja, pastor paroki, pemimpin tarekat hidup bakti dan Ketua/pengurus DPP, di hari ke dua Sidang, Selasa, 10 Januari 2023 juga dihadiri oleh utusan dari 3 Pemerintahan Daerah (Pemda) yang ada di Manggarai Raya (Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur).
Sekretaris Jenderal Keuskupan Ruteng, RD Agustinus Manfred Habur ketika berdialog dalam sesi Sidang Pastoral Keuskupan Ruteng yang membahas Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. (Foto : KOMSOS KR)
“Masalah ekonomi merupakan masalah bersama. Dan reksa pastoral ekonomi, menjadi reksa pastoral bersama. Sebelum ini, karena pandemi Covid 19, Sidang Pastoral dihadiri terbatas, maksimal hanya 100 peserta dan hanya Pastor Paroki. Tahun ini kembali kita melibatkan lebih banyak peserta, selain Pastor Paroki , kapelan, pimpinan lembaga juga utusan Dewan Paroki dan Dewan Keuangan, begitu juga Seksi PSE Paroki,” kata RD Martin.
Dalam Sidang Pastoral ini, menurut RD Martin, dikembangkan pola dinamika Sinode, seperti yang ditegaskan Bapa Suci Fransiskus, bukan sekedar diskusi tetapi juga berjalan bersama sebagai gereja, dalam persaudaraan, kebersamaan dan semakin memperteguh kesatuan kita sebagai umat Keuskupan Ruteng,”tambahnya.
Menurut RD Martin, ini bukan hanya sidang ‘otak” tapi juga sidang hati. “Intinya ini adalah, seperti yang dipesankan Bapa Suci Fransiskus, perjumpaan dan persekutuan yang kita bangun dan kita teruskan. Dari survey, umat pada dasarnya sudah menyadari bahwa ekonomi itu penting. Dan segala upaya mengentaskan kemiskinan juga bagian dari panggilan iman Kristiani. Yang masih rendah itu, kegiatan konkrit, di tengah umat juga dari Paroki,” ucapnya.
Ice Breaking, salah satu sesi yang juga menggembirakan dalam setiap sesi di Sidang Pastoral Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. Nampak para peserta suka cita mengikuti sesi relaksasi yang dipandu panitia. (Foto : KOMSOS KR)
Masih ada banyak Paroki, lanjut RD Martin, yang kurang terlibat dalam pengembangan sosial ekonomi umat, termasuk juga umat sendiri. “Sehingga, harapannya, melalui tahun khusus ini, semakin menjadi kesadaran dan lebih penting lagi, ini menjadi gerakan bersama. Seperti yang kita sudah refleksikan bersama dalam Sidang Pastoral ini, bahwa membangun ekonomi, memperbaharui tata dunia itu bagian dari iman Kristiani.”
Dia juga mengajak semua peserta Sidang Pastoral untuk juga membangun sikap kritis atas berbagai situasi sosial di mana dewasa ini umat manusia masuk adalah arus kapitalisme yang mengakibatkan munculnya mental konsumtif, materialistis dan hedonistis yang diperlukan pasar agar berbagai produk bisa laku terjual dan diburu konsumen.
“Di satu pihak itu penting karena kita butuh pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi. Tapi, bagaimana agar itu, seperti yang para Bapa Suci tekankan dalam ASG bahwa ekonomi harus mengabdi manusia. Intinya, bagaimana melalui ekonomi, manusia lebih sejahtera dan bahagia juga lebih mengalami keadilan dan persaudaraan,” kata RD Martin.
Be First to Comment