Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Umat Katolik sedunia sedang berada dalam masa Prapaskah, masa kita mengenangkan sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Masa Prapaskah juga mengajak semua umat untuk mengambil bagian dalam ibadat Jalan Salib sebagai tradisi Gereja yang sejak lama dipraktekan oleh umat Katolik sedunia. Jalan Salib memberi makna bahwa Yesus menebus manusia melalui jalan penderitaan sekaligus menunjukkan solidaritasnya kepada manusia berdosa.
Seorang lansia, khusyuk sedang mengikuti Misa setelah Ibadat Jalan Salib di Gereja Santu Mikael Kumba. Di Gereja ini, setiap hari Jumat selama masa Prapaskah, ada 2 jadwal pelayanan Jalan Salib disambung Misa, yakni pukul 08.00 pagi dan 16.00 petang. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Jalan Salib juga mau mengajak kita, bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup manusia. Kita diajak untuk meneladani Yesus Kristus yang dalam penderitaanNya, di Jalan Salib, Dia mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita. Dari kita dituntut pula untuk membangun sikap solidaritas kepada sesama di sekitar kita yang berkurangan. Apalagi di Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan ini, kita diajak untuk lebih peduli dan peka terhadap penderitaan sesama,” ucap RD Gregorius Dakosta, Pastor Rekan Paroki Kumba, saat berbincang dengan media ini, Sabtu, 25 Maret 2023 petang.
Di Gereja Santu Mikael Kumba, setiap hari Jumat, selama masa Prapaskah, pelayanan ibadat Jalan Salib yang dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi atau Misa dilaksanakan 2 kali. Pagi, pukul 08.00 yang diadakan khusus untuk para pelajar Sekolah Dasar sampai SMA/SMK dan para pendidik/guru. Di Gereja Paroki Kumba, pada jadwal pagi seperti ini, tak jarang juga banyak umat yang hadir. Sore hari pukul 16.00 untuk semua umat dalam Paroki Kumba.
Salah satu sudut dalam Gereja Santo Mikael Kumba, saat umat sedang mempersiapkan diri menjelang Ibadat Jalan Salib dan Misa untuk umum yang dibuat pada pukul 16.00 petang. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Salah seorang pendidik, Agustinus Jeman, 62 tahun, dimintai pendapat mengatakan, dengan adanya 2 jadwal Jalan Salib berlanjut Misa ini, merupakan program yang bagus untuk membantu perkembangan iman anak, remaja dan umat dewasa umumnya. “Dengan ibadat Jalan Salib dan dilanjutkan Misa, selain kita merenungkan sengsara Yesus di jalan salibNya, juga dikuatkan dengan Ekaristi Kudus. Perpaduan dari 2 kegiatan iman ini, patut disyukuri,” kata Agus, ayah dari 3 anak yang kini sudah memasuki masa purnabakti.
Menurut Agus, dengan kegiatan ini, ada nilai edukatif pagi para pelajar, karena mereka diajak memahami kisah sengsara Yesus melalui Jalan Salib dan juga ditutup dengan Perayaan Ekaristi. “Di tengah kemajuan dunia dewasa ini, anak-anak dan remaja sekolah perlu mendapat penguatan rohani, termasuk dengan menyediakan jadwal khusus untuk mereka dalam Jalan Salib dan Misa ini,” tutur Agus.
Jadwal Khusus Pelajar, Disambut Gembira
Clarisa Putristarchus Hebriano, 12 tahun, pelajar di SDK Kumba I ditanya media ini, mengatakan dia bersama teman-seman se-sekolahnya rutin mengikuti Jalan Salib dan Misa pagi bagi pelajar. Clarisa, yang duduk di Kelas VI, juga sering menjadi misdinar. Ia anggota Putra-Putri Altar (PPA) yang kadang mendapat tugas menjadi misdinar. “Kadang saya membawa salib, kadang lilin kalau lagi bertugas sebagai misdinar waktu Jalan Salib dan Misa hari Jumat,” tuturnya.
Clarisa Putristarchus Hebriano, pelajar di SDK Kumba I. Dia mengungkapkan kebahagiaannya karena bisa mengikuti jadwal khusus ibadat Jalan Salib dan Misa khusus untuk para pelajar yang ada di wilayah Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Menurut Clarisa, ia senang dan bahagia bisa mengikuti Jalan Salib dan Misa karena ada jadwal khusus untuk sekolah, bersama teman-teman dari satu sekolah dan sekolah lainnya yang ada di Paroki Kumba. “Yang paling berkesan saat perhentian Yesus Berjumpa Bunda Maria. Terharu. Saya bersyukur dan senang karena Jalan Salib mengenang lagi kasih dan sengsara Yesus,” ucap Clarisa, putri sulung pasutri Paulus Hebriano dan Selvi Sulastri Firmian Yatinandi yang tinggal di Kumba.
Pelajar lainnya, Adriana Sarinda Gagul, 13 tahun, siswi di SMP Karya Ruteng, mengungkapkan, setiap Jumat pagi ia sering mengikuti Jalan Salib dan Misa bersama para pelajar. Selain aktif sebagai anggota PPA, Ririn, sapaannya, juga sering dipilih menjadi misdinar saat ibadat Jalan Salib dan Misa. “Saya senang di Paroki Kumba ada jadwal Jalan Salib dan sambung dengan Misa untuk pelajar, karena ada waktu khusus untuk kami para pelajar bisa ada waktu di Gereja pada Jumat pagi,”kata Ririn, yang duduk dikelas VII.
Adriana Sarinda Gagul, siswi di SMP Karya Ruteng, kepada media ini mengisahkan, ia senang karena di Gereja Santu Mikael Kumba disediakan jadwal khusus untuk pelajar mengikuti Jalan Salib dan Misa. Selain aktif sebagai Misdinar, Ririn, panggilannya, senang bisa menggunakan jadwal Jalan Salib dan Misa pagi ini. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Saya juga senang bisa ikut menjadi misdinar di sini. Harapan saya, semua pelajar yang ada di Paroki Kumba bisa selalu rajin ikut Jalan Salib dan Misa ini dengan tertib dan tekun. Ini kesempatan yang baik untuk kita semua, apalagi ada waktu atau jadwal khusus untuk kami sebagai pelajar,” ungkap Ririn, putri ke 5 dari pasutri Remigius Gagul dan Maria Margareta Deta.
“Paket Rohani” yang Bagus untuk Perkembangan Iman
Pelajar lain yang pernah mengikuti Jalan Salib dan Misa tersebut, Isabela Restiani Pagur, 17 tahun, siswi kelas XII SMAK St Thomas Aquinas, menuturkan, kegaiatan ini bagus karena dengan mengikuti Jalan Salib, mereka bisa mengenal sengsara Yesus sehingga dapat mempersiapkan diri dengan baik menyambut Paskah. “Bagus Jalan Salib di Gereja Kumba, karena kita juga bisa sekaligus mengikuti Misa. Ekaristi penting diterima oleh semua pelajar,” tutur Eci, panggilan keseharian Isabela.
Nikolaus Sanggur, mantan Ketua Kuria Legio Mariae Paroki Santu Mikael Kumba. Menurut dia, Ibadat Jalan Salib berlanjut Misa setiap hari Jumat merupakan “paket kegiatan rohani” yang bagus di masa Prapaskah. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Aktivis rohani di Legio Mariae, Nikolaus Sanggur, 65 tahun, mengatakan, dengan adanya Jalan Salib dilanjutkan dengan Misa merupakan program yang bagus untuk membantu perkembangan rohani anak-anak sekolah sejak usia dini. “Sehingga, mereka memiliki dasar atau fondasi yang kuat dalam iman sejak usia kecil. Saya kira kita semua mendukung penuh program yang bagus ini,” ucap Niko, mantan Ketua Kuria Legio Maria Paroki Kumba.
Dia menilai, Paroki Kumba telah melakukan terobosan besar dalam hal mendekatkan anak-anak dan juga umat, di mana salah satunya, kegiatan Jalan Salib yang dilanjutkan dengan Misa. “Ini semacam satu paket rohani yang bagus. Karena anak sekolah dan umat datang mengikuti Jalan Salib, merenungkan kisah sengsara Yesus dan sekaligus mengikuti Misa. Kita bersyukur karena bisa datang mengikuti Jalan Slib dilanjutkan dengan Misa, apalagi umat yang tinggal cukup jauh dari gereja, bisa sekaligus mereka Misa,” tambah Niko.
Sukses buat anak2ku PPA Paroki St.Mikael Kumba walapun tinggal esok sabtu suci dan Minggu namun yg beratnya bawah tablo jalan salib tadi sunggu luar biasa.