Press "Enter" to skip to content

Mengenal Helen, Pemeran Maria di Tablo Jalan Salib Paroki Kumba

Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba

PAROKIKUMBA.ORG – Terik matahari pagi di Kota Ruteng mulai mendaki tangga-tangga langit ketika remaja berselubung kain biru muda itu melangkah tertatih-tatih sambil berderai air mata dan isak tangis yang tak terbendung lagi. Di depan anaknya yang penuh luka dan letih memikul salib, ia jatuh tersungkur. Di antara ribuan orang yang ikut menyaksikan tragedi itu, pandangnya wajah anaknya lekat-lekat. Hatinya hancur dan hampir tak bisa berkata apa-apa.

Helena Mulyani Rageb, akbar disapa Helen, saat bermain dalam Tablo Jalan Salib Jumat Agung di Ruteng, 7 April 2023. Pada Perhentian Yesus Berjumpa dengan IbuNya, ia berperan sangat bagus sebagai sosok Maria yang penuh dengan penderitaan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Ia mencoba tegar, menghibur Putranya semata wayang. Anakku terkasih, marilah mendekat. Aku di sini untukMu. Takkan kutinggalkan Engkau. Tenanglah, inilah aku. Aku disampingMu, disampingMu selalu. Di ujung kalimat itu, suaranya begitu parau, nyaris tak lagi terdengar. Tertutup derita tiada tara. Dua prajurit Romawi tiba-tiba menariknya dengan kasar, mendorongnya jauh dari anaknya yang ikut menangis.

*****

Namanya Helena Mulyani Ragep, 15 tahun. Lahir di Ruteng, 6 Agustus 2007, remaja yang akrab disapa Helen merupakan siswi Kelas X di SMA Negeri I Langke Rembong. Ia anak ke 2 dari 3 bersaudara, pasangan (alm) Bapak Silverius Ragep dan Mama Wihelmina Tia. Di Paroki Santu Mikael Kumba, ia bergabung di komunitas Putra-Putri Altar (PPA) sejak masuk SMA, pada tahun 2022 lalu.

Pemandangan salah satu adegan yaang dimainkan oleh PPA Paroki Kumba dalam Tablo Jalan Salib Yesus pada Hari Jumat Agung di Jalan Ahmad Yani Ruteng. Nampak Helen yang berperan sebagai Maria berjalan tak jauh dari tokoh Yesus yang diperankan oleh Anjelino Djeharum. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Tentang seni peran (teater) bakatnya tak diragukan. Ia pernah juga berperan sebagai tokoh Bunda Maria adalam monolog di acara pentas komunitas Putra-Putri Altar (PPA) pada Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda di Gereja Paroki Kumba, 8 Desember 2022. Monolog ini mengisahkan tentang sosok Maria dan juga kesiapannya menjadi Bunda Allah.

“Dari segi penampilan fisiknya cocok untuk memerankan Maria. Dia juga orangnya rendah hati, lembut dan tenang. Peran sebagai Maria di monolog itu tidak mudah, karena harus betul-betul menjiwai dan bisa menghafal teks. Helen bisa membawakan peran itu dengan baik, waktu itu,” cerita Claudius De La Colombiere Gor, akrab dipanggil Dodi, Ketua PPA Paroki Kumba, Jumat, 7 April 2023.

Tak hanya berbakat dalam memerankan tokoh Maria yang ditunjukkannya dengan baik pada Tablo Jalan Salib Jumat Agung di Paroki Kumba, Helen juga menjadi pemain tablo yang banyak mendapat perhatian ribuan umat Paroki Kumba. Nampak salah satu adegan ketika prajutit Romawi menariknya menjauh dari tokoh Yesus. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Tak beda dengan bakat aktingnya saat membawakan monolog tahun lalu, pada Tablo Jalan Salib Jumat Agung 2023 ini, Helen kembali dipilih memerankan tokoh Maria, Bunda Yesus. “Dia sangat pas dan cocok memerankan Maria dalam tablo. Dia keibuan dan tenang dalam memerankan tokoh Maria,”tutur Sr. Theresia Tika, pembimbing PPA Paroki Kumba usai pementasan tablo.

Mengagumi Sosok Bunda Maria

Helen menyukai seni drama sejak bergabung dengan PPA. Ia senang dipercayakan menjadi pemeran Bunda Maria. Bagi pemilik rasi bintang Leo dan penyuka warna ungu itu, Bunda Maria adalah figur yang sangat dikaguminya karena kerendahan hati dan pribadi yang sangat mempesona karena berani menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.

Helen dalam salah satu fragmen yang diperankannya dalam Tablo Jalan Salib Jumat Agung. Sepanjang perhentian Jalan Salib, ia melakonkan perannya dengan sangat baik. Bakat seni perannya memukau banyak umat yang mengikuti prosesi Tablo. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Sejak perhentian pertama tablo Jalan Salib di Lapangan Motang Rua, ia berusaha memerankan sosok Bunda Maria dengan baik agar semua orang yang mengikuti prosesi bisa merasakan suasana kisah sengsara Yesus dengan sepenuh hati. Perannya membuat decak kagum ribuan umat yang hadir ketika prosesi Tablo memasuki Perhentian ke 4. Banyak yang meneteskan air mata sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga halaman Gereja Kumba.

Pada Perhentian Yesus Berjumpa dengan Ibunya, yang lokasinya tak jauh dari Puskesmas Kota, di tengah kerumunan banyak umat, bakat akting Helen teruji sempurna. Ia maju dengan mimik menggetarkan hati lalu berlutut di aspal jalan raya. Perannya dilakukan dengan penuh penjiwaan atas peristiwa ini, episode yang menyentuh perasan. Helen, lalu berdialog, berbicara dengan tokoh Yesus, putranya.

Pemeran tokoh Bunda Maria, Helen saat berjalan didampingi tokoh pemeran Maria Magdalena dalam Tablo Jalan Salib Jumat Agung, 7 April 2023. Keduanya berperan dalam kelompok pemain yang selalu berjalan bersama dari Lapangan Motang Rua sampai Gereja Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

“Anakku terkasih, marilah mendekat. Aku di sini untukMu. Takkan kutinggalkan Engkau. Tenanglah, inilah aku. Aku disampingMu, disampingMu selalu,” kata Helen dengan suara serak penuh kesedihan. Di tablo ini, kakak kandungnya, Claudia Cintya Putri Ragep, disapa Putri juga ikut berperan sebagai wanita-wanita yang menangis (Perhentian ke 8).

Sejak Perhentian ke 4 Helen nampak tak berhenti larut dalam perannya yang memang tak mudah dilakukan. Lakon dalam tablo berarti berada dalam suasana pilu, dengan elegi yang harus selaras dengan narasi dan tetap natural tanpa (terlalu) dibuat-buat. Hanya remaja atau orang tertentu saja yang bisa menjaga keseimbangan antara keduanya.

Pada Perhentian ke 13, Yesus Diturunkan dari Salib, lagi-lagi peran Helen sebagai persona Maria medapat pujian banyak umat. Dengan penuh penghayatan, ia memangku “jenasah” pemeran tokoh Yesus sambil diiringi lagu Somba Mori. “Waktu di bagian peran itu, saya merasa sedih juga. Saya bisa ikut merasakan, membayangkan bagaimana dulu penderitaan Bunda Maria,” kisah Helen penuh haru.

Helen difoto di halaman Gereja Kumba. Dia bercita-cita ingin menjadi seorang biarawati. Sejak kecil dia mengagumi Bunda Maria dan senang menjalankan peran sebagai Bunda Maria di Tablo Jalan Salib Jumat Agung Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Helen, yang menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sosiologi, bercita-cita menjadi menjadi biarawati (suster). Waktu masih kecil, di bangku Sekolah Dasar, ia pernah bercita-cita menjadi dokter dan polwan. Seiiring waktu berlalu, asa itu luntur. Ia banyak mengisi waktu senggang dengan aktif di komunitas PPA dan sering mendapat tugas pelayanan sebagai Misdinar pada Misa-misa di Gereja Kumba.

“Di komunitas PPA ada kebersamaan, ada kerja sama yang bagus sekali, saling memperhatikan dan mendukung. Menjadi anggota PPA menarik, karena bisa mengisi waktu luang dan banyak pengalaman yang di dapat dalam kebersamaan,” cerita Helen.

2 Comments

  1. Yakim Nandi April 8, 2023

    Luarbiasa memang anak2 PPA kita. Profisiat anak2ku prifisiat suster Tesi selaku pembina PPA.

  2. Milikior Sobe April 8, 2023

    Sesuatu yang sangat luar biasa. Cinta Bunda Maria Menjadi kekuatan perjalanan menuju Golgota Yesus Kristus.

    Salam semangat PPA Paroki Kumba _ salam hangat Pak Jimin Carvallo

Leave a Reply