Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar, saat menyampaikan sambutan dalam acara Misa Requiem RP Yohanes Suri, SMM di Kapela Novisiat Serikat Maria Monfortan (SMM) di Langgo Ruteng, Rabu, 19 April 2023 menyampaikan ucapan turut berduka cita dari Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat, para klerus, biarawan-biarawati dan umat di Keuskupan Ruteng.
“Kami menyampaikan Turut Berduka cita yang mendalam atas kepergian saudara kita yang terkasih, Pater John yang kembali ke hadirat Allah. Ucapan turut berduka cita yang mendalam ini, tentu disertai doa, almarhum Pater John untuk menerima kebahagiaan abadi dalam persekutuan dengan Tuhan yang telah memanggil dan memilihnya menjadi seorang imam, setelah melaksanakan berbagai pelayanan, baik di kongregasi maupun di berbagai keuskupan yang pernah dilayaninya, termasuk Keuskupan Ruteng,” kata RD Alfons.
Karangan bunga tanda kasih dan duka cita dari para sahabat mendiang RP Yohanes Suri, SMM yang menghiasi pintu depan Kapela Novisiat Serikat Maria Monfortan (SMM) Langgo, di Ruteng, saat menjelang acara Misa Requiem, Rabu, 19 April 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
RD Alfons mengatakan, sejak berita kepergian Almarhum RP John Suri disampaikan dalam grup WhatssApp para Pastor Paroki dan Pastor Rekan di Keuskupan Ruteng, ada banyak doa dan ucapan belasungkawa mengalir untuknya. “Doa-doa secara istimewa disampaikan dalam banyak Perayaan Ekaristi, khususnya dalam Perayaan Ekaristi Pemakaman yang kita adakan pada saat ini.”
Perayaan Ekaristi dan doa-doa, lanjut RD Alfons, adalah bentuk ungkapan kasih semua orang kepada RP John Suri agar jiwanya menerima suka cita dalam kebahagiaan abadi di Surga. Hidup Pater John yang sudah sekian lama mengalami penderitaan, menjadikannya mengambil bagian secara langsung dalam sengsara Tuhan Yesus.
Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar, ketika memberi sambutan pada Misa Requiem RP Yohanes Suri, SMM di Kapela Novisiat Serikat Maria Monfortan (SMM) di Ruteng, Rabu, 19 April 2023 siang. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Dan kita yakin, berbagai bentuk penderitaan dan sengsara yang dialaminya adalah bagian dari salib yang dia pikul dalam perjalanan hidupnya dan kita semua yakin, itu akan diakhiri dengan kebangkitan. Itulah juga yang ditunjukkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Melalui peristiwa Jumat Agung, kita semua mengalami suka cita yang dalam menuju Hari Raya Paskah, kebangkitan Tuhan,” ucap RD Alfons.
Dari kesetiaan RPJohn dalam memikul salibnya, menurut RD Alfons, dia menerima kebahagiaan abadi di Surga. Pada kesempatan ini, RD Alfons juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak keluarga yang telah mempersembahkan putra terbaik mereka menjadi imam melalui Kongregasi SMM.
“Beliau telah melaksanakan berbagai pelayanan itu sesuai dengan tugas yang telah dipercayakan oleh pemimpin kongregasi ini dan juga oleh para uskup di beberapa keuskupan yang pernah dia layani. Itu jugalah yang menjadi jalan bagi beliau menerima rahmat kebahagiaan abadi. Terima kasih kepada pemimpin kongregasi SMM yang telah menerima, mendidik dan membina beliau hingga ditahbiskan menjadi imam. Juga untuk semua umat di beberapa keuskupan, khususnya di Keuskupan Ruteng ini,” kata RD Alfons.
Usai Misa Requiem, peti jenasah RP Yohanes Suri, SMM diarak dan dihantar oleh ratusan umat, biarawan, biarawati dan para seminaris menuju ke tempat pemakaman di kompleks Biara Novisiat SMM di Langgo, Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Di hadapan jenasah RP John Suri, dalam Misa Requiem yang dipimpin Provinsial SMM, RP Antonius Tensi, SMM dan dihadiri 15 imam, ratusan biarawati, biarawan, keluarga dan umat, RD Alfons juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada mendiang atas semua dedikasi dan pelayanannya. “Secara istimewa, saya menyampaikan limpah terima kasih setinggi-setingginya kepada almarhum yang telah melayani umat ditempat pelayanannya, teristimewa di Keuskupan Ruteng,” ucapnya.
Ia berterima kasih atas semua bentuk pelayanan dan pengabdian yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari pelayanan imamatnya. “Pater John yang kami kasihi. Di balik ungkapan Terima Kasih atas karya pelayananmu, kami berdoa, semoga engkau kembali ke hadirat Allah, menerima kebahagiaan abadi. Kami mohon, doakanlah kami semua agar kami tetap setia melaksanakan berbagai pelayanan yang dipercayakan Gereja kepada kami. Selamat Jalan, Pater John,” ucap RD Alfons.
Lembut Hati dan Menyukai Keindahan
Pastor Rekan Paroki Santu Monfort Poco, Keuskupan Ruteng, RP Robertus Ludok Kelore, SMM, konfrater se-kongregasi mendiang RP John Suri dalam obrolan dengan PAROKIKUMBA.ORG menceritakan, meski tak memiliki banyak pengalaman hidup bersama, namun sosok RP John dikenal sebagai sahabat dan imam yang menyukai seni, khususnya menari. RP Robertus melihatnya sebagai seorang yang lembut hati.
RP Robertus Ludok Kelore, SMM, konfrater dan Pastor Rekan di Paroki Santu Monfort Poco, Keuskupan Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Dia sosok pribadi yang mudah sekali menerima dan bersahabat dengan siapa saja. Orangnya murah senyum dan siapa saja yang mendekati dia, akan merasa nyaman. Setiap orang pasti akan merasa nyaman dengan dia. Pater John orang yang menyukai keindahan. Terakhir saya bertemu dia, waktu dia masih di rawat di Labuan Bajo,” ungkap RP Robertus.
Hironimus Ago, saudara kandung (adik) mendiang RP John Suri. Dia mengenang sosok RP John sebagai seorang yang berpembawaan halus dan lembut, serta anak yang penurut sejak usia kecil di kampung halaman. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
RP Yohanes Suri, yang dikenal sebagai Pater John, adalah anak ke 6 dari 10 bersaudara, 3 perempuan dan 7 laki-laki. Salah seorang saudara kandungnya, anak ke 9, Hironimus Ago, 50 tahun, kepada media ini berkisah, sejak usia kecil, di bangku Sekolah Dasar, mendiang RP John sudah menunjukkan sifat kebaikan hati.
“Saya masih ingat, sejak masih kecil dia sudah jadi anak yang penurut, kalau orang tua suruh apa-apa dia selalu ikut. Orangnya juga halus, tidak kasar dengan adik-kakak. Waktu dia masuk seminari sampai menjadi imam, semua kami senang, termasuk semua orang sekampung di Bomanu (Bajawa), waktu dia ditahbisakan imam tahun 2000, kami semua hadir di Mataloko,” kisah Hiro.
Sangat sedih. Selamat berpulang ke Rumah Bapa di Surga pater Jhon.