Press "Enter" to skip to content

Vikjen Keuskupan Ruteng Pimpin Misa Pembukaan Sidang Pastoral

Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba

PAROKIKUMBA.ORG – Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar mempimpin Misa pembukaan Sidang Pastoral Post Natal di Rumah Retret Maria Bunda Karmel, Wae Lengkas, Ruteng, 9 Januari 2023 sore.

Misa dihadiri Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat, Direktur dan ketua-ketua Komisi di Pusat Pastoral (Puspas), para Romo Vikep, pastor paroki, pemimpin komunitas religius dan para ketua DPP dari 85 Paroki di Keuskupan Ruteng.

Vikjen Keuskupan Ruteng, RD Alfons Segar memimpin Misa Pembukaan Sidang Pastoral Post Natal, Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan 2023 di Aula Rumah Retret Maria Bunda Karmel di Wae Lengkas, Ruteng, Senin  Januari 2023. (Foto : KOMSOS KR)

Misa yang bertepatan dengan Pesta Pembabtisan Tuhan Yesus ini,  juga menandai Keuskupan Ruteng resmi memasuki Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan yang mengusung motto : Sejahtera, Adil dan Ekologis (SAE). RD Alfons dalam kotbahnya, mengajak peserta sidang menggumuli makna Pembabtisan Tuhan Yesus bagi kita.

“Makna lain dari Pembabtisan Yesus ialah penegasan akan perutusanNya dari Allah Bapa. Sejak pembabtisanNya, Yesus mulai melaksanakan tugas perutusanNya mewartakan kabar gembira dengan mengajar, menyembuhkan, mengampuni dan bahkan membangkitkan orang mati,” ucapnya.

RD Alfons menegaskan, Yesus juga diutus mewartakan kabar gembira untuk orang miskin, hina, papa, sakit dan dipenjara. Ia melepaskan belenggu orang-orang yang tertindas.Banyak orang tertekan dan tertindas karena ketidak-adilan.

Sebagian dari para imam dan awam peserta Sidang Pastoral 2023 di Rumah Retret Maria Bunda Karmel di Wae Lengkas, Ruteng, 9 Januari 2023. (Foto : KOMSOS KR)

“Program Pastoral yang kita susun dan laksanakan dalam seluruh pelayanan kita, saya yakin justru untuk melanjutkan tugas perutusan Yesus ini. Secara khusus melalui program pastoral tahun 2023 ini, yang berfokus pada ekonomi berkelanjutan, kiranya sungguh melepaskan belenggu orang-orang tertindas karena kemiskinan secara fisik, psikis dan rohani. Orang-orang tertindas karena ketidakadilan, egoisme, ketamakan dan kerakusan,”kata RD Alfons.

Be First to Comment

Leave a Reply