Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Perayaan Ekaristi pembukaan Festival Golo Curu (FGC) Maria Ratu Rosari berlangsung meriah dan khusyuk dihadiri sekitar lima ribu umat Katolik utusan 7 paroki sekota Ruteng dan sekitarnya. Misa yang digelar pukul 16.30 tersebut dipimpin Ketua Pelaksana OC FGC, RD Marten Jenarut, didampingi para imam konselebran, seperti Ketua SC FGC yang juga Direktur Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng, RD Martin Chen dan Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi Karot, RP Bonivantura Y. Lelo, OFM.
Ada pula para Pastor Paroki dan Pastor Rekan dari 7 paroki sekota Ruteng dan Magister Novisiat Serikat Maria Monfortan, RP Heredi Suhartono, SMM. Puncak bukit ziarah Golo Curu, di senja Minggu, 1 Oktober 2023 berubah menjadi lautan manusia, para devosan Maria, yang datang dari berbagai sudut Kota Ruteng mengenakan busana adat. Di antara para biarawan-biarawati dari berbagai tarekat religius, ada pula para utusan semua organisasi kerasulan rohani dari 7 paroki.
Ketua SC Festival Golo Curu 2023, RD Dr. Martin Chen (kanan) dan Ketua Pelaksana OC, RD Marten Jenarut saat mengikuti perarakan menuju altar dalam Misa Pembukaan Festival Golo Curu di Ruteng, Minggu, 1 Oktober 2023 petang. Misa ini diikuti ribuan umat Katolik dari 7 paroki sekota Ruteng, anggota organisasi rohani dan biarawan-biarawati dari berbagai tarekat religius. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Untuk pertama kalinya, tempat ziarah, sebuah taman doa di puncak bukit Golo Curu yang terletak di Paroki St. Fransiskus Asisi Karot yang selalu menawarkan keheningan dan kekhusyukan dalam berdoa, menjadi magnet yang kuat, menarik dan menampung ribuan umat, di tata dengan ribuan kursi yang berjejer rapih dan dekorasi sekitar gua yang indah dengan aneka bunga berwarna-warni. Peristiwa ini terjadi berkat digelarnya Festival Golo Curu yang digagas Keuskupan Ruteng, bekerja sama dengan Pemda Manggarai.
Di samping kanan gua, dekat tempat koor gabungan Madrigal dan Glorify yang mengumandangkan lagu-lagu merdu mengiringi dan memeriahkan Misa, ditahtakan patung Maria Ratu Rosari yang terus menjadi pusat perhatian para peziarah. Di bawah senyum keibuannya yang penuh kasih, sambil menatap ke arah langit, ribuan umat yang mengikuti Misa dapat melihat dan merasakan kasih keibuannya dan indahnya Kasih Tuhan, terlebih melalui Ekaristi Kudus yang dipersembahkan oleh para imam, di antara belaian hembusan angin sepoi senja yang mengitari kesunyian nan syahdu.
Para imam konselebran yang menghadiri Misa Pembukaan Festival Golo Curu di taman doa puncak bukit Golo Curu, Paroki Fransiskus Asisi Karot di Ruteng, Minggu, 1 Oktober 2023. Mereka adaalah para Pastor Paroki, Pastor Rekan dan biarawan Kongregasi Serikat Maria Monfortan. Misa ini berlangsung meriah dan dihadiri ribuan umat yang memenuhi bukit Golo Curu. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Berjalan Bersama Bunda Maria Ratu Rosari
Saat memberikan sapaan pembukaan Misa, RD Marten Jenarut menuturkan, dalam Misa pembukaan FGC yang digelar, semua umat diajak oleh Gereja Lokal Keuskupan Ruteng, selain untuk membuka Bulan Rosario (Oktober) secara istimewa juga sekaligus diajak dan diundang bersama berada di kompleks Gua Golo Curu untuk sekaligus membuka FGC.
“Festival Golo Curu adalah sebuah festival yang menjadi bagian dari pastoral pariwisata holistik yang menjadi gagasan besar pastoral Keuskupan Ruteng. Festival ini adalah sebuah festival religi, sekaligus festival budaya dan ekonomi. Satu hal yang penting dari semua itu yakni, Festival Golo Curu adalah sebuah festival berjalan bersama Bunda Maria Ratu Rosari,” kata RD Marten.
Patung Maria Ratu Rosari yang ditahtakan di samping altar saat berlangsungnya Misa Pembukaan Festival Golo Curu di Ruteng, Minggu, 1 Oktober 2023 sore. Patung ini diarak dalam acara prosesi yang mengunjungi 7 paroki sekota Ruteng selama perhelatan akbar FGC dari tanggal 1-7 Oktober 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Ketua Pelaksana OC FGC 2023 yang menjabat Ketua Komisi JPIC Keuskupan Ruteng ini menambahkan, Bunda Maria dengan predikat Ratu Rosari menandakan bahwa Bunda Maria menjadi penolong yang istimewa bagi semua umat beriman. “Dalam predikat Maria Ratu Rosari, Maria selalu menolong setiap orang. Kita semua diajak untuk selalu mempersembahkan hidup pribadi, keluarga, karya dan usaha kita dalam doa-doa bersama Bunda Maria,” ucapnya.
Berjalan Dalam Keprihatinan dan Harapan Bersama
Ketua SC FGC, RD Dr. Martin Chen, dalam homilinya, menuturkan, di puncak Bukit Golo Curu dalam semangat sehati-sepikiran, Nai ca anggit tuka ca leleng, penuh kehangatan, semua umat dipersatukan oleh cinta Sang Bunda Maria. “Saya yakin, kita semua, dalam sejarah hidup masing-masing selama ini, pernah merasakan betapa Maria sungguh menjadi Bunda kita. Betapa Maria yang telah diserahkan Yesus untuk menjadi Bunda kita semua sungguh-sungguh menjadi Bunda yang selalu menyertai hidup kita dalam segala pergumulannya,” ucap RD Martin.
Ketua SC Festival Golo Curu (FGC) 2023, RD Dr. Martin Chen yang juga Direktur Pusat Pastoral (PusPas)Keuskupan Ruteng saat menyampaikan homili dalam Misa Pembukaan FGC yang diselenggarakan di taman doa Bukit Golo Curu, Minggu, 1 Oktober 2023 sore. Ia berpesan, makna terdalam berprosesi dalam Festival yang diselenggarakan adalah kita selalu bersama-sama dalam seluruh gereja, seluruh umat, sebagai satu umat Allah Keuskupan Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Dituturkannya, ada banyak orang yang ketika diliputi rasa sedih dan gagal dalam kehidupan lalu memilih berpaling kepada Sang Bunda dan mersakan tatapan kasihnya, sungguh kembali merasakan bila dirinya, hidupnya (menjadi) berarti. “Dia sungguh merasa ada yang menerima dia apa adanya juga dengan segala kelemahan, segala kegagalan, dengan segala duka hidup. Ada banyak keluarga yang mengalami pertolongan Sang Bunda dalam pergumulan dan kecemasan akan masa depan hidupnya juga masa depan anak-anak mereka,” kata RD Martin.
Ia menambahkan, dengan pembukaan FGC sekaligus Bulan Rosario secara bersama-sama di taman doa Golo Curu dan berprosesi, mengarak patung Bunda Maria Ratu Rosari selama seminggu mengunjungi 7 paroki sekota Ruteng, mengartikan bahwa iman kita atau perjumpaan kita dengan Bunda Maria tidak hanya sekedar perjumpaan pribadi.
“Bunda Maria adalah Bunda Gereja, Bunda kita semua, karena itu, ketika kita berdoa kepada Bunda Maria, di sana kita selalu bersama-sama seluruh gereja, seluruh umat. Dan itulah makna terdalam dari prosesi-prosesi yang kita laksanakan. Bahwa kita adalah satu gereja, satu umat Allah Keuskupan Ruteng, kita adalah satu persekutuan murid-murid Kristus. Kita adalah putra-putri dari Bunda Ilahi yang satu dan sama yaitu Maria,” tuturnya.
Di atas bukit Golo Curu, dalam Misa pembukaan FGC ini, lanjut RD Martin, semua umat adalah satu. Hal yang sama juga dialami ketika semua umat berprosesi dari paroki ke paroki, dari wilayah ke wilayah dan KBG, kita semua adalah anak-anak Bunda Maria dengan segala keprihatinan bersama, tetapi juga dengan segala harapan bersama.
Salah satu sudut gambar ketika berlangsung Misa Pembukaan Festival Golo Curu yang dihadiri ribuan umat Katolik dan biarawan-biarawati di Bukit Golo Curu, Ruteng pada Minggu, 1 Oktober 2023 sore. Mereka semua berjalan kaki dari sekitar komplek Gereja St. Fransiskus Asisi Karot mendaki bukit ziarah ini dan setelah Misa, saat malam hari berprosesi mengantar patung Maria Ratu Rosari ke Gereja Santu Mikael Kumba, tempat persinggahan hari pertama. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Prosesi menjadi persatuan dengan Bunda Maria, yang menunjukkan kebersamaan kita, juga sebuah misi sebagai perutusan, kesaksian. Kita bukan menjadi orang Katolik untuk diri sendiri. Yesus memberikan identitas pada kita, yaitu kamu adalah garam dan terang dunia. Tidak cukup kita merasa puas, kalau paroki atau kbg kita sudah mantap, atau kalau kehidupan kita baik-baik saja, tetapi kita baru puas kalau kita boleh membagikan cinta kasih, kebaikan Bunda Maria kepada semakin banyak orang agar dunia semakin boleh merasakan karya penebusan Kristus dalam pergumulan hidup sehari-hari,” kata RD Martin.
Usai Misa digelar, dilanjutkan dengan prosesi Maria Ratu Rosari yang diarak menuju Gereja Santu Mikael Kumba sebagai paroki pertama yang disinggahi dari 7 paroki dalam kota Ruteng. Dari puncak bukit Golo Curu, ribuan umat mengikuti jalannya prosesi dengan khidmat sambil berjalan kaki menyusuri rute perjalanan yang telah diatur panitia sambil berdoa Rosario, menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Maria dan memegang ribuan lilin yang bernyala. Kegiatan ini mendapat pengawalan dari aparat kepolisian, Dinas Perhubungan, Sat Pol PP, THS-THM, OMK dan para petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
Comments are closed.