PAROKIKUMBA.ORG – Hampir seribu umat menghadiri misa requiem mendoakan istirahat abadi dalam surga jiwa Bapa Suci Paus Fransiskus. Misa dilaksanakan di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 23 April 2025 pukul 10.00 pagi dipimpin Pastor Paroki, RD Kornelis Hardin didampingi Vikaris Parokial, RD Hironimus Apul. Misa ini dihadiri pula biarawan-biarawati yang berkarya di paroki Kumba, jajaran pengurus DPP dan DKP, para pengurus wilayah dan KBG, anggota berbagai organisasi kerasulan rohani serta pelajar.
Misa diiringi koor Paduan Suara “Suara Kasih” dan para petugas liturgi oleh para pegawai yang bekerja di lingkup paroki Kumba. Tampak di sisi depan bagian timur altar, berdiri gambar Paus Fransiskus berukuran besar. Di depan altar juga diletakkan sebuah pigura foto Paus Fransiskus.
Dalam homilinya, RD Kornelis Hardin mengatakan, sebagai penerus Petrus, Paus Fransiskus telah menjalani hidupnya dengan penuh pelayanan kepada Gereja dan dunia. Dengan hati yang penuh kasih dan rendah hati, ia menjalankan panggilan yang diberikan Tuhan kepadanya, membawa terang Kristus ke dalam dunia yang gelap dan penuh tantangan ini.
Paduan Suara "Suara Kasih" saat tampil pada misa requiem untuk Bapa Suci Paus Fransiskus yang digelar di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 23 April 2025 pagi dan dihadiri hampir seribu umat. Misa berlangung khusyuk dengan lantunan lagu-lagu yang memnagkitkan kenangan akan sosok Paus Fransiskus. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Beliau adalah seorang yang mengajarkan kita tentang pentingnya kasih, perdamaian, dan kerendahan hati serta tentang kepedulian terhadap yang miskin dan yang terpinggirkan. Seperti yang tertulis dalam Injil Matius 25:40 “Apa yang kamu lakukan untuk salah satu dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Paus Fransiskus menghidupi kata-kata ini dengan penuh dedikasi sepanjang hidupnya,” kata RD Dino.
Imam yang pernah menjabat Ketua Yayasan Persekolahan Umat Katolik (Yasukma) di Manggarai Barat, ini menuturkan, Paus Fransiskus mengajarkan kita bahwa hidup yang sejati bukanlah hidup yang berpusat pada diri sendiri, melainkan hidup yang menyerahkan diri kepada Allah dan sesama.
Suasana saat digelarnya misa requiem untuk mendoakan jiwa Bapa Suci Paus Fransiskus yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Kornelis Hardin dan didampingi Vikaris Parokial, RD Hironimus Apul, Rabu, 23 April 2025 pagi. Misa dihadiri para biarawan-biarawati, tokoh-tokoh umat, umat dari KBG-KBG dan anggota organisasi rohani serta pelajar. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Dalam berbagai ajarannya, beliau sering menekankan bahwa cinta kepada Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama dalam melayani mereka yang menderita. Hal ini sesuai dengan ajaran 1 Yohanes 3:18, yang mengatakan Anak-anakku yang terkasih, marilah kita mencintai bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran,” tutur RD Dino.
Paus Fransikus, lanjut RD Dino, mengingatkan kita agar tidak takut untuk keluar dari zona nyaman kita, melainkan untuk melangkah ke luar dan menghadapi tantangan dengan iman yang kuat dan hati yang penuh kasih. Ini adalah warisan yang ditinggalkan Paus Fransiskus bagi kita semua, sebuah panggilan untuk hidup lebih baik, lebih dekat dengan Tuhan, dan lebih peduli terhadap sesama.
“Namun, kita juga tahu bahwa kehidupan manusia adalah fana, dan pada hari ini kita merasakan betapa rapuhnya hidup ini. Paus Fransiskus, seperti kita semua, dipanggil untuk kembali kepada Tuhan. Namun, meskipun kita berduka atas kepergiannya, kita juga memiliki pengharapan yang kokoh. Pengharapan kita berakar pada janji Kristus, yang telah berkata dalam Injil Yohanes 11:25-26, Akulah kebangkitan dan hidup; siapa yang percaya kepada-Ku, meskipun ia mati, akan hidup. Dalam Kristus, kita tahu bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan transisi menuju kehidupan yang kekal. Paus Fransiskus kini telah memasuki kehidupan yang tidak berakhir, kehidupan yang penuh kedamaian dan sukacita bersama Tuhan,” kata RD Dino.
Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Kornelis Hardin, disapa Romo Dino sedang memberkati anak-anak sekolah yang menghadiri misa requiem mendoakan Paus Fransiskus di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 23 April 2025 pagi. Misa ini berlangsung dengan khidmat dan semua umat yang hadir khusyuk mendoakan jiwa Paus yang dikenal dekat dengan kaum papa. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Sebagai Gereja, RD Dino melanjutkan, kita merasakan kehilangan yang mendalam, namun kita juga diingatkan untuk terus melanjutkan tugas yang telah Paus Fransiskus emban. Gereja Katolik adalah tubuh Kristus, dan meskipun Paus kita telah berpulang, tugas kita untuk menghidupi Injil dan membawa kasih Tuhan kepada dunia tetap berjalan. Paus Fransiskus sendiri menekankan dalam Evangelii Gaudium (Surat Apostoliknya yang terkenal) bahwa Gereja harus keluar dari diri sendiri dan membawa kabar baik ke dunia.
“Kita dipanggil untuk meneruskan warisan beliau dengan terus mengutamakan kasih, perdamaian, dan solidaritas, serta tidak pernah melupakan mereka yang berada dalam kesusahan. Mari kita meneladani kehidupan Paus Fransiskus dengan menjadi saksi Kristus di tengah dunia, membawa harapan dan kedamaian bagi semua, seperti yang tertulis dalam Matius 5:14-16, Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak dapat disembunyikan,” pesannya.
Comments are closed.