Press "Enter" to skip to content

Hari Jumat Agung, Ruteng dan Sekitarnya Menjadi Kota Hening

Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba

PAROKIKUMBA.ORG – Rapat dalam rangka persiapan Jalan Salib Jumat Agung 2023 digelar di Aula Paroki Santu Mikael Kumba, Kamis, 23 Maret 2023 pagi. Hadir pada kesempatan ini, sejumlah Pastor Paroki, para Ketua Pelaksana dan Pengurus Seksi Liturgi dari 7 paroki di sekitar Kota Ruteng, yakni Paroki Katedral, Karot, Kristus Raja, Kumba, Redong, Cewonikit dan Golo Dukal.

Hadir pada kesempatan ini, Vikaris Episkopal (Vikep) Ruteng, RD Gerardus Janur, Pastor Paroki Kristus Raja-Mbaumuku, RD Leonardus E. Noveri, Pastor Paroki Santu Vitalis Cewonikit, RD Ardi Obot, Pastor Paroki Katedral, RD Gabriel Harim, Pastor Paroki Ekaristi Ka Redong, DPP Paroki Golo Dukal, Pastor Rekan Paroki St Fransiskus Asisi dan ‘tuan rumah” Pastor Paroki Kumba, RD Andi Latu Batara dan Pastor Rekan, RD Gregorius Dakosta.

Ketua Pelaksana I DPP Paroki Santu Mikael Kumba, Flori Mentot (kanan) memimpin Rapat Koordinasi para Pastor Paroki dan DPP dalam rangka persiapan Jumat Agung di Aula Paroki Kumba, Kamis, 23 Maret 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Kegiatan setengah hari ini dibuka dengan menyanyikan bersama lagu Bangun Dunia Baru dan Doa Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. Rapat dipimpin oleh Ketua Pelaksana I DPP Paroki Kumba, Flori Mentot. Dalam rapat ini dibahas sejumlah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada Jumat Agung, 7 April 2023. Pada peringatan wafat Tuhan Yesus itu, disepkati Ruteng akan menjadi kota hening yang berlangsung dari pukul 06.00 pagi saampai 18.00 petang.

Jumat Agung Hening akan menjadi tradisi tahunan bersama bagi semua orang Katolik di 7 paroki se-kota Ruteng. Pada hari tersebut, tidak ada aktivitas, seperti tidak membuka toko, kios dan rumah makan, tidak membunyikan musik, tanpa kendaraan (sepeda motor dan mobil) kecuali ambulans dan kendaraan panitia Jalan Salib.

Vikep Ruteng, RD Gerardus Janur, ketika menghadiri Rapat Persiapan Jumat Agung di Aula Paroki Santu Mikael Kumba. Dia menggarisbawahi rekomendasi rapat tersebut, agar ibadat Jalan Salib maupun liturgi dan Hari Jumat Agung bisa terlaksana dengan baik dan dalam suasana hening. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Jalan Salib dari Lapangan Motang Rua

Pada Jumat Agung, 7 April 2023 nanti, panitia bersama telah mengatur jadwal kegiatan ibadat. Pada pukul 06.00 pagi – 06.45, semua umat dari 7 paroki tersebut, berjalan kaki (tidak membawa kendaraaan) menuju Lapangan Motang Rua dengan mengenakan busana adat (Songke) dan baju berwarna merah. Pukul 07.00 acara diawali dengan Lamentasi oleh Paroki Kumba yang dipimpin oleh Romo Vikep Ruteng, RD Gerardus Janu.

Para Pastor Paroki dan Ketua Pelaksana Dewan Pastoral Paroki (DPP) hadir pada rapat persiapan Jumat Agung 7 Paroki se-kota Ruteng. Dalam rapat ini disepakati bahwa Jumat Agung akan menjadi tradisi bersama Jumat Hening di semua paroki se-kota Ruteng yang akan dimulai tahun 2023 ini. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Setelah Lamentasi, sekitar pukul 07.30 dilanjutkan pembukaan Tablo di Lapangan Motang Rua yang akan dipersembahkan oleh Putra-Putri Altar (PPA) Paroki Kumba, berlanjut prosesi Jalan Salib ke masing-masing Gereja Paroki. Pada Jumat Agung nanti, seperti di setiap paroki yang ada di Keuskupan Ruteng,

Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Andi Latu Batara mengatakan, sebagai panitia dan penanggungjawab Jalan Salib Jumat Agung 2023, pihaknya akan berkoordinasi dengan semua stakeholders untuk memastikan semua kegiatan pada hari Suci tersebut berjalan baik, termasuk berkoordinasi dengan Kepolisian Resort Manggarai, antar-paroki dalam kota dan tokoh lintas agama untuk menyukseskan acara ini.

Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Antonius R. Latu Batara (kanan) saat menjelaskan tentang denah pelaksanaan Lamentasi dan Jalan Salib pada Jumat Agung, 7 April 2023 yang akan mengambil titik kumpul di Lapangan Motang Rua. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

“Jam 6 pagi sampai jam 6 sore akan menjadi hening. Untuk Jalan Salib, sebagian besar jalan utama di Kota Ruteng akan digunakan, karena melewati jalur jalan raya menuju 7 Gereja Paroki se-kota Ruteng. Kita meminta kerja sama dari umat beragama lainnya juga untuk bersama menciptakan keheningan pada ahri Jumat Agung,” kata RD Andi.

Menjadi Tradisi Tahunan

Dengan bertemunya Pastor Paroki dan pengurus DPP dari 7 paroki ini, menjadi momentum untuk menjadikan Jumat Agung sebagai sebagai tradisi hening setiap tahun tanpa kendaraan, bunyi musik dan termasuk aktivitas perdagangan yang ditutup. “Kita akan menggunakan berbagai media, pengumuman mimbar, radio, media paroki-paroki (Komsos) untuk sosialisasi ini, agar bersama menciptakan suasana hening saat Jumat Agung. Koordinasi akan dilakukan termasuk dengan Polres, Dinas Perhubungan, Pol PP, Dinas Kesehatan, Kesbangpol dan lintas agama lain, termasuk FKUB,” kata RD Andi.

Pastor Paroki Kristus Raja, Mbaumuku, RD Leonardus Eventius Noveri, didampingi Ketua Pelaksana I DPP, Egidius Teren (kanan) saat menyampaikan masukan (input) dalam rapat para Pastor Paroki se-kota Ruteng dan sekitarnya (7 Paroki) dalam rangka Jumat Agung, di Aula Paroki Kumba, Kamis, 23 Maret 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Keheningan diharapkan menjadi perhatian semua orang pada setiap Jumat Agung. Untuk menjadi tradisi, peserta rapat juga sepakat berencana, ke depan akan berkoordinasi atau berdialog juga dengan Forkompimda agar bisa menjadi kebijakan bersama di mana Jumat Agung menjadi Jumat Hening.

Pastor Paroki Cewonikit, RD Ardi Obot, pada kesempatan ini menyampaikan, pada hari Jumat Agung, semua umat Katolik yang mengikuti prosesi Jalan Salib dan Ibadat Jumat Agung di Gereja-gereja, menggunakan baju berwarna merah, bukan warna hitam seperti yang sebelum ini sering dipakai.

“Tuhan Yesus Raja Agung, sehingga semua warna pakaian atau baju yang dikenakan bersama disesuaikan dengan warna liturgi pada Jumat Agung. Bukan baju warna hitam, tapi kain Songke dengan baju berwarna merah, agar menjadi perhatian semua umat Katolik. Warna liturgi Jumat Agung itu merah, melambangkan api kasih, Darah Kristus dan pengorbanan Tuhan,” jelas RD Ardi.

Pastor Paroki Santu Vitalis-Cewonikit, RD Ardi Obot, saat menghadiri Rapat para Pastor Paroki dan DPP 7 Paroki se-kota Ruteng yang membahas persiapan pelaksanaan Ibadat Jalan Salib dan Lamentasi yang akan dilangsungkan di Lapangan Motang Rua, Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Saat memberikan penegasan akhir, Vikaris Episkopal (Vikep) Ruteng, RD Gerardus mengatakan, semua keputusan dalam rapat ini akan dilaksanakan bersama dan akan dikoordinasikan dengan baik, agar baik ibadat Jalan Salib maupun liturgi, Jumat Agung bisa terlaksana dengan baik dan dalam suasana hening.

“Kami mengharapkan semua umat Katolik dapat mendukung dan melaksanakan hasil rekomendasi rapat 7 Pastor Paroki dan DPP se-kota Ruteng ini dengan baik, dengan menciptakan tradisi bersama bahwa Jumat Agung menjadi hari hening dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 16.00 sore. Kami juga berharap umat beragama lain mendukung terciptanya Jumat Hening pada setiap Jumat Agung,” kata RD Gerardus.

Be First to Comment

Leave a Reply