Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Sidang Pastoral Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng yang dilaksanakan pada 21 April 2023 di Labuan Bajo dan dihadiri lebih dari 60 orang yakni para Pastor Paroki dan Ketua-ketua Pelaksana Dewan Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP) di Kevikepan Labuan Bajo, mengeluarkan Himbauan atas realitas dan keprihatinan bersama terhadap berbagai persoalan yang belakangan muncul dan menjadi perhatian publik di Manggarai Barat.
Salinan Himbauan yang ditandatangani oleh Vikep Labuan Bajo, RD Rikardus Manggu dan Direktur Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng, Dr. RD Martin Chen diterima Redaksi PAROKIKUMBA.ORG.
Nampak sejumlah Pastor Paroki dan Pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dari paroki yang ada dalam wilayah Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, saat mengikuti Sidang Pastoral di Labuan Bajo, Jumat, 21 April 2023. (Foto : KOMSOS KR)
Dalam Himbauan tersebut ditulis, bahwa Gereja Katolik dipanggil dan diutus untuk terlibat dalam “suka dan duka, serta harapan dan kecemasan” masyarakat (Gaudium et Spes, 1) demi mewujudkan kesejahteraan umum (bonum commune), keluhuran martabat manusia, dan integritas ciptaan.
Dalam konteks situasi sosial aktual yang berkembang dewasa ini, para peserta Sidang Pastoral Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng menyampaikan beberapa pernyataan dan himbauan pastoral yakni : mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah kepada seluruh umat Muslim. Kiranya perayaan ini melimpahkan berkat kedamaian, kerukunan dan kesejahteraan bagi umat Muslim dan bangsa Indonesia tercinta.
Sidang Pastoral ini juga mengajak semua pihak di Manggarai Barat untuk mensukseskan perhelatan ASEAN SUMMIT Mei 2023, dan memanfaatkan momentum berharga ini demi pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah ini.
Pastor Paroki Sok Rutung, RD Yuvens Rugi (tengah) saat menghadiri Sidang Pastoral tingkat Kevikepan Labuan Bajo. Dalam Sidang ini dilahirkan sejumlah poin penting yang menjadi Himbauan untuk pelbagai persoalan pariwisata yang sedang hangat diperbincangkan di Manggarai Barat. (Foto : KOMSOS KR)
Terkait dengan kenaikan tarif naturalist guide TNK oleh PT. Flobamora (01/SK-FLB/III/2023), peserta Sidang Pastoral dalam Himbauannya, meminta agar kenaikan tarif yang sangat tinggi ini ditinjau lagi, karena hal ini dapat menghambat kemajuan pariwisata, membebani wisatawan dan pelaku wisata serta menimbulkan konflik sosial.
Sidang Pastoral menilai, penentuan tarif TNK harus dilakukan melalui dialog dan sosialisasi intensif dengan para pihak (stake holder) dan masyarakat wisata serta berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat dan perkembangan pariwisata di wilayah ini.
Dalam Himbauan tersebut, para peserta Sidang Pastoral juga meminta otoritas negara untuk menegakan dasar yuridis penentuan tarif yang tepat. Penentuan sepihak oleh PT. Flobamora kiranya tidak memenuhi ketentuan yang digariskan oleh Menteri KLHK yang telah mengeluarkan surat pada tanggal 28 Oktober 2022 tentang hal ini (S.3312/MENLHK/KSDAE/KSA.3/10/20220.
Sidang Pastoral Kevikepan Labuan Bajo berharap, semua pihak untuk menyelesaikan persoalan pariwisata dalam dialog dan semangat kebersamaan demi kepentingan masyarakat dan bangsa, menghindari aksi dan kegiatan anarkis yang dapat memperkeruh suasana aman, nyaman dan damai yang dibutuhkan oleh dunia pariwisata.
Wajah kota pariwisata Super Premium Labuan Bajo, dilihat dari Jalan Puncak Waringin. Sidang Pastoral Kevikepan Labuan Bajo, Jumat, 21 April 2023 merekomendasikan sejumlah Himbauan, agar pariwisata di Manggarai Barat dibangun dengan melibatkan masyarakat lokal. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Di akhir Himbauan ini, para peserta Sidang Pastoral Kevikepan Labuan Bajo menulis,”Kami bersyukur kepada Tuhan atas anugerah tanah kuni agu kalo, Manggarai Barat yang indah rupawan dan berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan semua pihak yang telah membangun wilayah ini menjadi Destinasi Super Prioritas Pariwisata.”
Semua pihak diajak untuk bahu membahu dan bergandengan tangan untuk membangun pariwisata holistik di wilayah Manggarai Barat, serta Pulau Nusa Bunga, Flores yang melibatkan masyarakat lokal (berpartisipasi), berakar dalam keunikan kultur lokal (berkebudayaan), dan menjamin kelestarian alam lingkungan (berkelanjutan).
Be First to Comment