Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Sebanyak 24 pasangan calon nikah atau calon pasangan suami – istri (Pasutri) mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) di Aula Paroki Santu Mikael Kumba. Kursus dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 16 sampai 18 Maret 2023. Sejumlah pemateri atau tutor dihadirkan dalam kegiatan ini, yakni Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Andi Latu Batara, Pastor Rekan, RD Gregorius Dakosta, Ketua Komisi JPIC Keuskupan Ruteng, RD Marten Jenarut dan Biarawati dari Kongregasi Gembala Baik/RGS.
Sebagian peserta, calon pasangan suami-istrti yang mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) yang diselenggarakan di Aula Paroki Santu Mikael Kumba, 16-18 Maret 2023. Kursus ini diharapkan menjadi bekal perjalanan mengaruhi bahtera rumah tangga baru yaang akan mereka jalani setelah menerima Sakramen Perkawinan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Selain itu, ada pula pemateri/tutor lainnya, seperti dr Sari Baeng, yang membawakan materi Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi/Kesehatan Dasar Keluarga, Rini Sea yang mengulas tema Komunikasi Dalam Keluarga, Albina Manis mengulas tentang Pendidikan Anak Dalam Keluarga, perwakilan dari Capil yang mempresentasikan tentang Kependudukan. Tema Perkawinan Menurut Adat dibekali oleh Yoakim Nandi, sedangkan Doa dan Kitab Suci serta Psikologi Pria dan Wanita dipresentasikan oleh Nober Janu.
Pada hari kedua KPPK, selain menghadirkan pembicara dr. Sari Baeng, ada juga Yustina Jut, SKM, M.Kes, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KBG) yang memberi pembekalan tentang Seribu Hari Pertama Kehidupan. “Harapan saya, peserta KPPK sungguh menjadi keluarga Katolik yang militan dalam iman dan dalam konteks hubungan sosial dengan masyarakat. Bisa mendidik anak mereka dengan baik dalam semangat iman Katolik,” kata Ketua Rumpun Pengudusan DPP Paroki Kumba, Nobert Janu. ditanya pendapatnya tentang kegiatan ini.
Yakim Nandi, Ketua Seksi Pastoral Keluarga DPP Paroki Santu Mikael Kumba yang juga Ketua Pantitia Kursus Perkawinan Katolik (KPPK) 2023. Dia berharap, melalui KPPK semua pasangan caalon nikah memiliki pengetahuan yang penting untuk hidup berkeluarga. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Menjadi Keluarga Katolik yang Baik
Ketua Seksi Pastoral Keluarga DPP Paroki Santu Mikael Kumba, Yakim Nandi, 64 tahun, mengatakan melalui kegiatan Kursus Persiapan Perkawinan ini, para calon pasangan suami-istri yang mengikuti dapat memiliki pengetahuan-pengetahuan dasar tentang kehidupan keluarga Katolik yang baik dan bahagia. “Melalui kursus tiga hari ini mereka akan mendapatkan banyak sekali pengetahuan yang baru, baik dari sisi sakramen, kesehatan, ekonomi, psikologi dan memahami arti yang sebenarnya tentang perkawinan sekaligus meluruskan makna perkawinan secara adat Manggarai,” kata Yoakim.
Di Paroki Kumba, Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) diselenggarakan 2 kali dalam setahun. Tahun ini dilaksanakan pada Bulan Maret dan Agustus, sesuai dengan yang telah programkan oleh DPP. “Kita tentu harapkan nanti, melalui kegiatan kursus ini, nantinya setelah menikah, mereka akan menjadi keluarga Katolik yang bertanggungjawab baik dalam berumah tangga, menggereja, aktif mulai dari KBG sampai Paroki dan juga dalam hidup bermasyarakat,” tambah Yakim.
Yohana Febriyani Jebagut dan Valentinus Gerald, pasangan calon Nikah yang mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan Katolik (KPPK) di Paroki Kumba, 16-18 Maret 2023. Menurut mereka, KPPK sangat membantu bagi calon pasutri yang akan menikah karena materi yang didapat tentang semua aspek penting hidup berkeluarga. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Perlu Pendampingan Lanjutan bagi Pasutri
Valentinus Gerald dan Yohana Febriyani Jebagut, pasangan calon nikah yang menjadi peserta KPPK ini, kepada PAROKIKUMBA.ORG menuturkan mereka senang bisa mengikuti kursus 3 hari yang diselenggarakan di Paroki Kumba karena bisa mendapatkan banyak pengetahuan seputar persiapan hidup berkeluarga. “Ini pengalaman baru bagi kami dalam mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan dan banyak hal yang kami dapatkan dari kursus ini,” kata Gerald yang kini bekerja di Ende.
Dia menambahkan, KPPK menjadi penting bagi mereka karena zaman ini, hidup berkeluarga semakin banyak tantangan sehingga diperlukan banyak pengetahuan tentang berbagai macam informasi bagi semua calon pasangan suami-istri. “Kami mengharapkan program ini bisa terus ada kelanjutannya, tidak hanya melalui Kursus Persiapan Perkawinan ini, tapi juga ada pendampingan lain untuk semua pasangan nikah, semacam pertemuan berkala untuk kami semua yang nanti telah menikah,” tutur Gerald.
Dokter Sary Baeng saat mempresentasikan materi tentang Kesehatan Dasar dan Kesehatan Reproduksi pada kegiatan Kursus Perkawinan Katolik (KPPK) di Aula Paroki Kumba, Jumat, 17 Maret 2023 pagi. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Semua materi yang diberikan dalam kursus ini sudah bagus dan lengkap dari semua aspek, karena ada tentang Sakramen Pernikahan, Undang-undang Perkawinan, ekonomi, komunikasi dan lainnya. Selama ini, orang cenderung berpikir pernikahan dari sisi atau aspek tertentu saja, misalnya sakramen dan sosial-sekonomi, di sini ada aspek lain seperti kesehatan yang juga penting diketahui oleh kami semua,” tutur Yoan, panggilan akrab Febriyani, yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Reo.
Yoan berharap, ke depan, selain semua materi bagus ini, sebisanya dimasukan juga tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) karena hal ini sangat dibutuhkan oleh sebagian besar keluarga atau mereka yang akan membentuk keluarga Katolik. Dalam keluarga baru, lanjut Yoan, setelah kelahiran anak tidak hanya aspek ekonomi, sosial dan lainnya saja yang membutuhkan perhatian, tetapi juga sisi kesehatan yang selalu berhubungan dengan BPJS.
Be First to Comment