PAROKIKUMBA.ORG – Hampir seribu orang mengikuti acara Rekoleksi Pra-Paskah yang dipimpin Ketua Komisi Kerohanian Keuskupan Ruteng, RD Ompy Lasma Latu. Acara yang ditutup dengan Perayaaan Ekaristi ini, dihelat di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 13 Maret 2024 sore, mengambil tema “Ekaristi, Kuasa Kegelapan dan Ketakutan.” Tak hanya pengurus DPP-DKP, Wilayah dan KBG serta semua organisasi rohani dan umat di Paroki Kumba, kegiatan ini juga dihadiri para biarawan-biarawati dan umat dari paroki-paroki dalam Kota Ruteng.
Di hadapan semua peserta rekoleksi, RD Ompy mengatakan, belakangan ini tidak sedikit orang yang sering mencari jalan keluar atas berbagai penderitaan, sakit-penyakit dan masalah-masalah hidup yang dihadapi dengan cara mendatangi orang pintar (pendoa), termasuk mempraktekkan toto kopi (melihat nasib/ramalan lewat sisa ampas kopi di dalam gelas) dan cara-cara yang salah lainnya tanpa mereka sadari membawa pada malapetaka yang membahayakan jiwa dan raga.
Ketua Komisi Kerohanian Keuskupan Ruteng, RD Ompy Lasma Latu saat memberikan rekoleksi bertajuk "Ekaristi, Kuasa Kegelapan dan Ketakutan" dalam rangka menyambut Pesta Paskah 2024 yang diselenggarakan di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 13 Maret 2024 sore. Acara ini diikuti hampir seribu umat dan biarawan-biarawati. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Hati-hati! Ingat baik-baik untuk kita semua, hati-hati dengan berbagai macam ritual yang bisa mencelakakan, karena ada ritual yang tanpa kita sadari mendatangkan kuasa kegelapan. Ada yang sering ikut mempraktekkan ritual memanggil arwah orang yang sudah meninggal, arwah-arwah anggota keluarga. Jangan percaya kepada mereka (pendoa) yang bisa mengeluarkan suara orang-orang yang sudah meninggal. Sepintas, terdengar mirip seperti suara nenek, kakek atau anggota keluarga kita. Sesungguhnya itu adalah suara iblis yang pandai meniru. Pekerjaan iblis. Ada kuasa kegelapan di sana. Berhati-hatilah dengan orang-orang yang mendoakan kita. Ritual bisa salah dan mendatangkan iblis,” tegas RD Ompy.
Pastor yang juga bertugas di Gereja Devosional Santu Yosef – Ruteng ini mengatakan, bahwa ritual yang paling sempurna adalah Misa atau Perayaan Ekaristi. Dalam Ekaristi, lanjut RD Ompy,”kita berjumpa dengan Tuhan yang mengasihi kita dan telah berkurban untuk menebus dan menyelamatkan kita. Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup seorang Katolik,” tambahnya.
Umat Paroki Santu Mikael Kumba dan dari paroki-paroki dalam Kota Ruteng, bersama pengurus DPP-DKP, Wilayah dan KBG serta biarawan-biarawati yang memenuhi Gereja Santu Mikael Kumba dalam acara Rekoleksi Pra-Paskah dengan pembicara tunggal RD Ompy Lasma Latu, Rabu, 13 Maret 2024 sore. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
RD Ompy berpesan, ada banyak pendoa atau orang pintar yang sering didatangi orang, mereka lalu diajak mengikuti ritual-ritual yang aneh dan tidak masuk akal. Padahal, setiap orang Katolik harus sungguh menyadari bahwa Misa adalah ritual yang paling benar. “Kalau Anda ingin didoakan, ajaklah tim-tim pendoa. Ada kelompok doa yang sudah diurapi dan terdaftar resmi di paroki. Mereka berdoa secara tim dan setelah itu selalu ada evaluasi bersama. Jangan pernah mengikuti pendoa yang tidak jelas apalagi peramal,” kata RD Ompy.
Dalam pengalaman pelayanannya di Gereja Devosional, lanjut RD Ompy, sering ada umat yang minta didoakan setelah mengalami “jalan buntu” pulang dari pendoa (orang pintar) atau peramal, tidak sedikit yang keadaannya sudah bertambah parah. Ia menambahkan, salah satu kekuatan dalam mengusir kuasa kegelapan adalah dengan menggunakan medium air dan garam yang telah diberkati oleh imam. ” Karena imam, dalam tahbisannya mendapat penumpangan tangan dalam urapan imamat sebagai kelanjutan Santu Petrus, para uskup dan hal itu menakutkan iblis,” lanjutnya.
Nampak umat sedang serius menyimak rekoleksi Pra-Paskah yang dipimpin oleh Ketua Komisi Kerohanian Keuskupan Ruteng yang juga Pastor Gereja Devosional Santu Yosef- Ruteng. Kegiatan ini diikuti hampir seribu umat di Gereja Santu Mikael Kumba, Rabu, 13 Maret 2024 petang, mengambil tema " Ekaristi, Kuasa Kegelapan dan Ketakutan." (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
RD Ompy juga mengingatkan, selain karena mengikuti ritual-ritual yang salah, orang-orang yang paling sering diserang oleh iblis yakni pribadi yang sering marah, menyimpan dendam, sakit hati dan sulit memaafkan orang lain. “Tempat iblis dalam keluarga adalah ketika kita sering merasa sakit hati dengan anggota keluarga lainnya atau dengan sesama. Kebencianlah yang membuat iblis masuk ke dalam diri setiap orang. Kalau kita sulit mengampuni, maka iblis begitu dekat dan menguasai kita dengan mudah. Maka, hadirlah Misa sesering mungkin. Misa menyucikan dan memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap teguh dalam cobaan dan tantangan hidup,” pesan RD Ompy.
Misa, menurut RD Ompy, merupakan tindakan Tuhan yang bekerja dalam tindakan imam dalam ritus resmi Gereja. Misa adalah tindakan penyerahan diri Yesus Kristus di Salib untuk orang-orang yang dikasihi-Nya. Ia juga berpesan agar semua umat selalu saling mengingatkan dan mengajak sesama untuk mengenang dan mendoakan keselamatan kekal arwah semua anggota keluarga dan jiwa-jiwa di Api Penyucian (purgatorium) dalam intensi Misa, khususnya saat didakan Misa Arwah. (Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba)
PAROKI KUMBA, RUMAH KITA BERSAMA
Comments are closed.