Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Catatan Redaksi : Komunitas Basis Gerejani (KBG) merupakan format Gereja yang paling kecil yang beranggotakan keluarga-keluarga, tempat di mana semua orang hidup bersama dalam semangat Injil, dalam iman akan Yesus Kristus dan bekerja sama mewujudkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Dalam kerja sama yang erat dengan Paroki, dalam KBG kualitas dan kuantitas umat terlihat jelas.
Kehadiran Ketua dan Pengurus KBG amat besar artinya, karena kerja atau karya pelayanan mereka turut membawa dampak langsung dalam membangun semangat dan kualitas hidup bersama. Mereka adalah juga kader penggerak iman, di tengah dunia yang terus berubah, zaman yang terus bergerak, agar kegembiraan dan harapan semua orang yang dilayani, tak padam oleh berbagai tantangan kehidupan.
Gereja Santu Mikael Kumba, nampak dari depan. Sejak berdiri pada tahun 1962, Paroki Santu Mikael Kumba terus berziarah mengarungi dinamika zaman, tak lepas pula dari peran para tokoh awam yang mendedikasikan hidupnya sebagai Ketua KBG. Saat ini terdapat 91 KBG, 25 Wilayah. Di antara para Ketua KBG ada pula para Srikandi/Wanita yang tampil menjadi pelayan umat Tuhan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Di Paroki Santu Mikael Kumba dan Stasi Santu Leonardus Porto Mauritio – Carep, di antara barisan panjang struktur pengurus DPP, DKP, Wilayah dan KBG periode masa bakti 2022-2026, terdapat puluhan nama para Srikandi atau wanita yang menjadi “juru kemudi” atau pemimpin-pelayanan umat sebagai Ketua KBG.
Media Paroki Santu Mikael Kumba (parokikumba.org) akan menurunkan Laporan Bersambung seputar profil para Srikandi Pelayan KBG – KBG yang ada di Paroki Kumba dalam beberapa edisi liputan yang kami persembahkan sepanjang Bulan Juli 2023 ini.
Berharap, dari mereka, kita semua memetik buah-buah inspirasi tentang arti pelayanan tanpa pamrih, ketekunan dalam iman, harapan dan kasih serta mengambil tanggung jawab bersama dalam hidup menggereja.
Semua Demi Pelayanan
Awalnya, Komunitas Basis Gerejani (KBG) Regina Pacis merupakan KBG dengan jumlah umat cukup besar, 42 Kepala Keluarga. Tahun lalu, dilakukan pemekaran dan terbentuklah KBG Teodisia. Keduanya berada di Wilayah Galatia, Paroki Santu Mikael Kumba. Dalam perjalanan pelayanannya, Ketua KBG terpilih periode 2022-2026 mengundurkan diri dan DPP Paroki Santu Mikael Kumba lalu menunjuk penggantinya, Petronela Sada.
Ketua KBG Regina Pacis, Wilayah Galatia, Petronela Sada, berfoto bersama suami tercinta, (Almarhum) Fabianus Meo dalam sebuah acara. Mengikuti jejak pelayanan sang suami yang wafat pada tahun 2015, Petronela pernah menjadi Ketua KBG 2 periode dan kini kembali menjadi Ketua KBG Regina Pacis periode 2022-2026. (Foto : DOK PRIBADI)
Sebelumnya, Nela, sapaan keseharian Petronela masuk dalam jajaran Dewan Penasihat KBG Regina Pacis dan sempat 10 tahun menjabat Ketua KBG. Sementara, suaminya, Almarhum Fabianus Meo, yang wafat pada tahun 2015 pada usia 61 tahun, juga pernah menjadi Ketua KBG Regina Pacis. Sejak pemekaran tahun lalu, KBG ini memiliki 28 Kepala Keluarga.
“Setelah mendapat keputusan dari DPP Kumba dan meminta saya untuk menjadi Ketua KBG Regina Pacis, menggantikan Pak Everly, saya awalnya agak sungkan dan ada perasaan keberatan. Tapi, saya berpikir, ini semua bagian dari pelayanan, sehingga selagi saya bisa melayani umat di sini, saya serahkan semuanya dalam bantuan Tuhan dan Bunda Maria,” cerita Nela, 67 tahun, saat ditemui media ini pekan lalu.
Petronela (paling kiri – berdiri) saat berada di tengah para ibu umat KBG Regina Pacis. Sebagai seorang wanita yang menjadi Ketua KBG ia selalu memegang prinsip bahwa kerja sama di antara semua umat KBG menjadi kunci untuk membangun hidup berkomunitas. (Foto : DOK PRIBADI)
Sejak lama, ketika masih menjadi Ketua KBG 2 periode (10 tahun), Nela selalu memegang prinsip bahwa kebersamaan semua umat atau keluarga-keluarga yang ada di KBG menjadi yang utama. “Sebagai Ketua KBG saya selalu berusaha agar dalam susah dan senang semua kami harus bisa bekerja sama. Saling mengunjungi yang dimulai dari saat ada kegiatan doa bersama bulan Mei dan Oktober dan dalam kegiatan apa saja dalam KBG,” ucapnya.
Umat KBG Regina Pacis berfoto bersama usai membawakan tugas koor Pesta Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga yang Misanya dilangsungkan di Gereja Santu Mikael Kumba pada Mei 2023 lalu. (Foto : DOK PRIBADI)
Kekompakan. Itulah kata kunci yang dipegang Nela sehingga berbagai tugas Gerejani seperti tanggungan koor KBG, kerja bakti bersama, Doa Rosario, katekese, Safari Rosario, arisan ibu-ibu KBG bisa berjalan baik tanpa hambatan berarti. “Umat di sini cukup aktif semua. Kalau Gesshar, rutin kami kumpulkan saat arisan ibu-ibu sehingga target selalu bisa tercapai dengan baik,” kata Nela.
Pendekatan dengan cara kekeluargaan, dari hati ke hati, selalu juga dilakukan Nela, kepada semua umat KBG Regina Pacis. “Kunci agar KBG bisa berjalan baik dalam kebersamaan, semua harus menyadari bahwa KBG itu komunitas hidup bersama, saling mendukung dan bekerja sama, itu yang utama,” pesan Nela, yang kini pensiunan guru, di akhir perbincangan.
Umat KBG Regina Pacis dalam semangat persaudaraan, berfoto bersama dengan Pastor yang melayani Sakramen Pengakuan Dosa dan Misa dalam rangka persiapan Pesta Paskah 2023. (Foto : DOK PRIBADI)
Melayani Dengan Cinta Kasih
Awalnya saya tidak pernah berpikir, bahwa saya yang dipilih oleh umat untuk menjadi Ketua KBG. Itu tahun lalu. Kami ada 5 orang yang dicalonkan, termasuk suami saya. Waktu suara terbanyak setelah dihitung, saya yang terpilih, sempat saya tolak karena menjadi Ketua KBG merupakan hal yang baru bagi saya. Saya tidak tahu apa-apa dan belum berpengalaman untuk tugas ini. Tapi kemudian, kami semua berunding, saya diberi masukan pikiran dari umat, saya lalu memutuskan, dalam segala kekurangan yang ada pada saya, saya terima tugas ini.
Ketua KBG Ratu Damai, Wilayah Gunung Tabor, Mersiana Jenanut, berfoto bersama suami tercinta, Ferdinandus Sangkur di Gereja Santu Mikael Kumba. Sebagai Ketua KBG, ia bersyukur karena juga selalu mendapat dukungan sang suami dalam menjalankan tugas pelayanan Kristiani ini. (Foto : DOK PRIBADI)
Sharing tentang peristiwa setahun lalu ini, dikisahkan kembali oleh Mersiana Jenanut, wanita kelahiran 23 Februari 1979, yang kini menjabat sebagai Ketua KBG Ratu Damai, Wilayah Gunung Tabor, Paroki Santu Mikael Kumba. Ia terkenang kembali saat-saat pemilihan dalam suasana penuh persaudaraan itu, dalam rasa syukur, karena Tuhan memberinya kesanggupan dalam menjalankan pelayanan sebagai Ketua KBG.
Mersi, sapaan akrabnya, adalah ibu rumah tangga, istri Ferdinandus Sangkur yang keseharian berprofesi petani. Menjadi Ketua KBG bagi dia, merupakan sebuah panggilan untuk melayani sesama, berbagi waktu dan talenta dalam semangat kasih persaudaraan. Tinggal di KBG Ratu Damai, yang umatnya aktif dalam hidup menggereja dan berkomunitas, merupakan suatu rahmat bagi Mersi.
Mersiana, saat ikut mendampingi RP Migi, seorang imam dari Kongregasi Schalabrinian ketika melakukan ibadat Pemberkatan Kandang Natal yang dibuat oleh umat KBG Ratu Damai dalam rangka menyambut Pesta Natal 25 Desember 2022 lalu. (Foto : DOK PRIBADI)
“Umat di KBG Ratu Damai ini sangat antusias dalam hal bersama-sama melaksanakan berbagai tugas dari Paroki dan apa saja yang sudah menjadi program bersama di KBG. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, semua semangat dan menyumbangkan bakat, kemampuan dan potensi diri mereka. Apa yang sempat saya ragukan pada awal terpilih sebagai Ketua KBG, ternyata tidak terjadi. Malah, saya banyak belajar dari sesama umat juga dalam hidup bersama,” kisah Mersi.
Mersiana (depan – memegang bunga) bersama umat Wilayah Gunung Tabor saat mengikuti prosesi arca Bunda Maria dari Fatima yang diarak dalam acara Safari Rosario antar wilayah dalam Paroki Kumba. (Foto : DOK PRIBADI)
Ia pun harus membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus berbagai kegiatan KBG yang dicintainya. “Umat sudah mempercayai dan memilih saya menjadi Ketua KBG, ini tugas rohani yang juga harus dijalani atau dikerjakan dalam semangat rohani. Saya sudah terbiasa, dalam satu tahun ini, sejak dilantik, untuk menjalani peran keduanya, sebagai ibu rumah tangga dan sebagai Ketua KBG,” tutur Mersi.
Ia menurturkan, menjadi Ketua KBG ada rasa damai dan tenteram dalam hati, karena melayani dengan semangat rohani, semangat pelayanan yang bersumber dari kekuatan rohani dalam kebersamaan dengan umat lainnya. ”Setiap menjalankan semua tugas yang diberikan oleh Paroki, seperti koor, katekese dan lainnya, membuat kami semua, umat di sini bertumbuh dalam semangat kekeluargaan, kerja sama dan persaudaraan. Ini yang membuat saya selalu bersyukur, kami semua rukun dan saling mendukung.”
Umat KBG Ratu Damai berfoto bersama dalam suatu kesempatan setelah mempersembahkan koor dalam Misa di Gereja Santu Mikael Kumba. Nampak Ketua KBG Ratu Damai, Mersiana (barisan kedua paling kanan) yang selalu memberikan semangat kepada sesamanya dalam menyukseskan tugas Gerejani. (Foto : DOK PRIBADI)
Ada yang menarik dari KBG yang memiliki 22 Kepala Keluarga ini, setiap menjelang Natal, umat antusias bergotong-royong membuat pernak-pernik Natal termasuk lampu-lampu yang menghiasi jalan raya yang melintas di KBG yang terletak di timur SDI Tenda tersebut. Mersi selalu berusaha, agar umat bisa aktf di KBG dan tak pernah lelah mengajak mereka untuk menyukseskan berbagai program paroki dan KBG.
“Hadapi dan jalani tugas pelayanan sebagai Ketua KBG dalam semangat cinta kasih. Hanya itu. Kebaikan hanya bisa kita buat kalau dimulai dengan cinta kasih. Jangan menganggap beban tugas sebagai Ketua KBG, karena inilah kesempatan yang baik untuk kita mengasihi sesama dan melayani mereka semua dengan ikhlas dan cinta,” ungkap Mersi.
Comments are closed.