Press "Enter" to skip to content

Kandang Natal: Ekspresi Iman Atau Ekspresi Keinginan?

Penulis : Bernulfus Hasddy Manto, S.Sn, Gr

Praktisi dan Pengajar Seni Rupa, Anggota Tim Juri Lomba Kreasi Kandang Natal 2023 di Paroki Kumba

TULISAN ini adalah hasil refleksi terhadap tradisi pembuatan Kandang Natal yang terpelihara lestari dalam setiap tahun perayaan Natal kaum Kristiani. Perayaan Natal rasanya tak sempurna jika kandang Natal absen menyemarakan kemeriahan Natal.

Demi memberi ruang yang luas bagi kreativitas umat dalam pembuatan Kandang Natal, Paroki Santu Mikael Kumba  di tahun 2023 berpikir perlu untuk mengadakan sebuah perlombaan mendekorasi Kandang Natal antarwilayah.

Sejauh yang penulis amati, warga di setiap wilayah menyambut antusias perlombaan ini. Segala cara dilakukannya untuk menghasilkan Kandang Natal yang secara artistik mampu berkompetisi dan memicu decak kagum.

Di Tengah hiruk pikuk itu, saya merasa perlu untuk berhenti dan merenung sejenak mengenai Kandang Natal ini. Menggali makna Kandang Natal menjadi penting dan urgen agar tumbuh kesadaran bahwa Kandang Natal adalah sebuah karya seni yang serius. Dan hakekatnya Karya seni memang diciptakan agar berkontribusi dalam penciptaaan dunia yang layak huni oleh semua mahluk hidup.

Para tim juri Lomba Kandang Natal tahun 2023 di Paroki Santu Mikael KumBa berfoto bersama dengan pengurus Wilayah dan KBG dengan latar belakang Kandang Natal yang ada di Wilayah Tiberias. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Sejarah Kandang Natal

Kandang Natal, juga dikenal sebagai gua Natal, creche, atau presepe, adalah representasi adegan kelahiran Yesus Kristus. Mereka biasanya termasuk patung bayi Yesus, Maria, Yusuf, para gembala, malaikat, dan hewan, dan sering kali ditempatkan di bawah pohon Natal atau di gereja.

Tradisi kandang Natal dimulai pada abad ke-13 dengan Santo Fransiskus dari Assisi. Pada tahun 1223, Fransiskus meminta izin kepada Paus Honorius III untuk mengadakan rekreasi langsung tentang kelahiran Yesus di Greccio, Italia. Fransiskus ingin orang-orang dapat melihat dan merasakan kemiskinan dan kerendahan hati kelahiran Yesus. Adegan itu diatur di sebuah gua, dan orang-orang dari daerah sekitarnya datang untuk melihatnya.

Tradisi kandang Natal dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa, dan segera menjadi bagian populer dari perayaan Natal. Kandang Natal dibuat dari berbagai bahan, termasuk kayu, tanah liat, dan kertas. Mereka bisa sangat sederhana atau sangat rumit.

Saat ini, kandang Natal masih menjadi bagian populer dari perayaan Natal di seluruh dunia. Mereka adalah pengingat akan kelahiran Yesus Kristus dan pesan perdamaian dan cinta-Nya.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang kandang Natal:

1-Kandang Natal pertama dibuat oleh Santo Fransiskus dari Assisi pada tahun 1223.

2. Kandang Natal disebut dengan berbagai nama yang berbeda di seluruh dunia. Di Italia, mereka disebut presepe; di Spanyol, mereka disebut belenes; dan di Prancis, mereka disebut crèches.

3. Kandang Natal bisa sangat sederhana atau sangat rumit. Beberapa kandang Natal sangat besar sehingga membutuhkan ruangan khusus untuk menampungnya.

4. Kandang Natal adalah cara populer untuk merayakan Natal di seluruh dunia. Mereka adalah pengingat akan kelahiran Yesus Kristus dan pesan perdamaian dan cinta-Nya.

Pastor Rekan Paroki Kumba, RD Res Dakosta saat mengadakan Ibadat Pemberkatan Kandang Natal yang dilombakan di Paroki Kumba. Kegiatan Lomba Kandang Natal diharapkan menjadi momen kerja sama membangun persaudaraan dan kerja sama antar umat dalam KBG yang ada dalam satu wilayah dalam menyambut Natal. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Kandang Natal: Representasi Kesiapan Hati Menyambut Kristus

Kandang Natal, sebuah miniatur sederhana yang menggambarkan kelahiran Yesus, bukan hanya dekorasi semata. Di balik kesederhanaannya, terkandung makna mendalam tentang kesiapan hati manusia dalam menyambut Kristus.

Kandang: Simbol Kerendahan Hati

Kandang, tempat hewan bernaung, melambangkan kerendahan hati. Kelahiran Yesus di kandang, jauh dari kemewahan dan kemegahan, menunjukkan bahwa Dia datang untuk semua orang, tanpa memandang status sosial. Dia merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia dan merasakan kehidupan manusia seutuhnya.

Maria dan Yusuf: Simbol Iman dan Ketaatan

Maria dan Yusuf, dengan penuh iman dan ketaatan, menerima kehendak Tuhan. Mereka menyambut Yesus dengan penuh kasih dan sukacita, meskipun situasi yang serba kekurangan.

Gembala: Simbol Kesederhanaan dan Ketulusan

Para gembala, mewakili orang-orang sederhana dan tulus, adalah yang pertama kali menerima kabar gembira tentang kelahiran Yesus. Mereka datang dengan penuh rasa hormat dan kekaguman untuk melihat bayi Yesus.

Hewan: Simbol Kesetiaan dan Penciptaan

Hewan-hewan di kandang, melambangkan kesetiaan dan ciptaan Tuhan yang turut menyambut kedatangan Sang Juru Selamat.

Kandang Natal: Sebuah Undangan

Kandang Natal bukan hanya menceritakan kisah masa lalu, tetapi juga mengundang kita untuk merenungkan kesiapan hati kita dalam menyambut Kristus.

Lomba Dekorasi Kandang Natal: Perlombaan Memantaskan Hati

Ketika dekorasi kandang Natal dilombakan, juri menilai keindahan, kreativitas, dan ketepatan penggambaran adegan kelahiran Yesus. Namun, di balik penilaian juri, terdapat makna yang lebih dalam, di antaranya:

1-Perlombaan Memantaskan Hati:

Lomba dekorasi kandang Natal dapat diibaratkan sebagai perlombaan memantaskan hati dalam menyambut kelahiran Kristus. Setiap orang berusaha mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, layaknya mendekorasi kandang Natal dengan penuh keindahan dan kreativitas.

2. Penilaian:

Sama seperti juri yang menilai dekorasi kandang Natal, Tuhan pun menilai hati manusia. Dia melihat ketulusan, iman, dan kasih yang terkandung dalam persiapan kita menyambut Natal.

3. Kriteria Penilaian:

Ketulusan: Apakah kita mempersiapkan diri dengan hati yang murni dan tulus, ataukah hanya untuk pamer dan mencari pengakuan?

Iman: Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dan Raja Damai?

Kasih: Apakah kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati?

4. Hadiah:

Hadiah terbesar dalam perlombaan ini bukanlah piala atau penghargaan, melainkan kedamaian dan sukacita Natal yang sejati. Ketika hati kita siap menyambut Kristus, kita akan merasakan kehadiran-Nya yang membawa kedamaian dan sukacita dalam hidup kita.

Tim Juri Lomba Kreasi Kandang Natal 2023 berfoto dengan pengurus KBG yang ada dalam Wilayah Korintus. Kandang Natal ini dibuat bersama oleh umat KBG Santu Yohanes, KBG Santu Paulus, KBG Santa Odilia dan KBG Santu Siprianus yang menjadi bagian dari Wilayah Korintus. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Mungkin ada baiknya serangkaian pertanyaan berikut dijadikan bahan permenungan

Apakah hati kita sudah siap menyambut Kristus? Apakah kita sudah merendahkan hati dan menerima Dia dengan penuh kasih?Apakah kita memiliki iman dan ketaatan seperti Maria dan Yusuf? Apakah kita hidup dengan kesederhanaan dan ketulusan seperti para gembala? Apakah kita bersyukur atas ciptaan Tuhan dan setia kepada-Nya?

Kandang Natal, dengan kesederhanaannya, mengajak kita untuk kembali kepada esensi Natal: menyambut Kristus dengan hati yang murni dan penuh kasih. Mari kita jadikan kandang Natal sebagai pengingat untuk selalu membuka hati dan menyambut Kristus dengan penuh sukacita. Mari kita jadikan lomba dekorasi kandang Natal sebagai motivasi untuk mempersiapkan hati dengan sebaik mungkin dalam menyambut kelahiran Kristus.

Ingatlah bahwa yang terpenting bukanlah keindahan dekorasi, melainkan ketulusan, iman, dan kasih yang terkandung dalam hati kita.Semoga dekorasi Kandang dapat kita maknai sebagai ekspresi iman bukan hanya sebagai ekspresi keinginan manusia untuk memiliki sesuatu yang indah? Semoga Natal tahun ini membawa kedamaian dan sukacita bagi kita semua.

Comments are closed.