Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Komunitas Basis Gerejani (KBG) merupakan format Gereja yang paling kecil yang beranggotakan keluarga-keluarga, tempat di mana semua orang hidup bersama dalam semangat Injil, dalam iman akan Yesus Kristus dan bekerja sama mewujudkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Dalam kerja sama yang erat dengan Paroki, dalam KBG kualitas dan kuantitas umat terlihat jelas.
Kehadiran Ketua dan Pengurus KBG amat besar artinya, karena kerja atau karya pelayanan mereka turut membawa dampak langsung dalam membangun semangat dan kualitas hidup bersama. Mereka adalah juga kader penggerak iman, di tengah dunia yang terus berubah, zaman yang terus bergerak, agar kegembiraan dan harapan semua orang yang dilayani, tak padam oleh berbagai tantangan kehidupan.
Di Paroki Santu Mikael Kumba dan Stasi Santu Leonardus Porto Mauritio – Carep, di antara barisan panjang struktur pengurus DPP, DKP, Wilayah dan KBG periode masa bakti 2022-2026, terdapat puluhan nama para Srikandi atau wanita yang menjadi “juru kemudi” atau pemimpin-pelayanan umat sebagai Ketua KBG.
Pastor Paroki Santu Mikael Kumba RD Antonius Ryanto Latu Batara dan Ketua Pelaksana I DPP Kumba, Flori Mentot berfoto dengan latar belakang Gereja Santu Mikael Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Media Paroki Kumba (parokikumba.org) akan menurunkan laporan bersambung seputar profil para Srikandi Pelayan KBG – KBG yang ada di Paroki Kumba dalam beberapa edisi liputan yang kami persembahkan sepanjang Bulan Juli 2023 ini.
Berharap, dari mereka, kita semua memetik buah-buah inspirasi tentang arti pelayanan tanpa pamrih, ketekunan dalam iman, harapan dan kasih serta mengambil tanggung jawab bersama dalam hidup menggereja.
Membangun Semangat Persaudaraan dan Kasih
Adalah Imelda Udis, 39 tahun, istri dari Vinsentius Kukal, sejak tahun lalu terpilih menjadi Ketua KBG Santa Theresia Avila di Wilayah Gunung Karmel. Sebelumnya, selama 4 tahun ia dipercayakan menjadi Wakil Ketua KBG tersebut, satu tim kerja pelayanan bersama Maksimus Rudi yang menjadi Ketua KBG dan sekarang Koordinator Wilayah Gunung Karmel.
Imelda Udis (tengah) berfoto bersama beberapa kaum ibu umat KBG Santa Theresa Avila, Wilayah Gunung Karmel dalam kegiatan persiapan menjelang Katekese pertama Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan (SAE). (Foto : DOK PRIBADI)
“Saya merasa bersyukur dan bangga bisa mendapat kepercayaan dari semua umat di KBG Santa Theresia Avila yang memilih saya menjadi Ketua KBG. Saya merasa bahwa saya dituntut untuk selalu murah hati dalam melayani sesama, juga sabar hati karena umat dari berbagai karakter dan berbeda pikiran, kemauan dan harapan mereka tentunya,” kata Imel, saat berbincang dengan media ini, Selasa, 4 Juli 2023 siang.
Terdapat 30 Kepala Keluarga (KK) di KBG Santa Theresia Avila. Terletak di kompleks Mbaru Gendang Tenda, termasuk di dalamnya umat yang bermukim di sekitar SLB Tenda, KBG ini dulunya merupakan pemekaran dari KBG Santu Yohanes Pembabtis. Di Wilayah Gunung Karmel, selain KBG ini, ada pula KBG Santu Yohanes Pembabtis, KBG Santu Thomas dan KBG Tiga Raja.
Sejak 2 tahun lalu, Imelda menjalani profesi sebagai pendidik atau guru di SMP Negeri I Langke Rembong. Ia mengasuh Mata Pelajaran Agama Katolik. Ia tercatat sebagai alumnus Prodi Teologi di Unika Santu Paulus Ruteng, tamat tahun 2010. Sekolah tempat dia mengajar pertama kali seusai menyandang gelar Sarjana Pendidikan adalah di SDK Mae Mata di Paroki Rangga, Lembor. Dua tahun ia mengabdi di sekolah ini lalu kembali ke Ruteng sebagai tutor di program Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas PPO Kabupaten Manggarai.
Latihan koor merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat mempererat jalinan persaudaraan di antara semua umat yang ada di KBG Santa Theresa Avila. Nampak umat KBG yang dilayani Imelda sedang latihan koor yang akan dibawakan di Gereja Kumba. (Foto : DOK PRIBADI)
“Saya lama sebagai tutor Paket B, kurang lebih 8 tahun. Yang paling berkesan selama menjadi tutor, kita berhadapan dengan orang- orang yang rata-rata, maaf, tamat SD dan pendekatan pembelajarannya mesti lebih khusus, apalagi setiap pelaksanaan ujian, mereka mengerjakannya dengan pensil 2B, melatih mereka bisa melingkar jawaban dengan sempurna juga butuh kesabaran dan ketekunan yang dalam,” cerita Imel.
Sejak terpilih menjadi Ketua KBG Santa Theresa Avila, dia harus selalu pandai membagi waktu antara pekerjaan pokoknya sebagai pendidik dan ibu rumah tangga serta pelayanan kepada semua umat di KBG. “Secara keseluruhan sebenarnya agak sulit juga, tetapi dengan menjadi Ketua KBG, saya sadar bahwa saya harus selalu ada juga bersama dan di tengaj umat KBG. Puji Tuhan, selama ini saya menjalani semuanya dengan penuh perhatian,” kata Imel.
Ia berkisah, biasanya pada bulan tertentu, seperti Bulan Maria (Mei) dan Bulan Rosario (Oktober) intensitas waktu untuk pelayanan di KBG lebih besar karena tanggung jawab agar Doa Rosario giliran dari rumah ke rumah bisa berjalan baik sesuai jadwal dan usaha untuk terus memotivasi umat KBG agar hadir rutin di kegiatan Doa Rosario bersama butuh perhatian ekstra.
Imelda Udis, Ketua KBG Santa Theresa Avila saat berfoto bersama anak didik atau para siswanya di SMP Negeri I Langke Rembong, Ruteng dalam sebuah acara seni budaya yang diselenggarakan di sekolah. Selain melayani umat di KBG Santa Theresa Avila, ia juga berprofesi guru di sekolah ini. (Foto : DOK PRIBADI)
“Secara pribadi saya lebih banyak merasa senang dan gembira dengan pelayanan sebagai Ketua KBG. Saya merasa bahagia, walaupun di lingkungan umat yang kecil dan terbatas seperti KBG, tapi kami semua bisa bersama hidup saling memperhatikan dalam sebuah komunitas Murid Kristus yang penuh semangat persaudaraan,” kisahnya.
Sejak dilantik pada 8 Mei 2022 lalu, bersama para pengurus KBG yang ada, Imelda selalu bergiat membangun hidup bersama di antara semua umat KBG dalam semangat persaudaraan kasih. Sejumlah kegiatan bersama untuk mempererat kebersamaan digalakkan, seperti gotong-royong membersihkan lingkungan KBG, ada pula UBSP KBG, doa Rosario bersama, arisan mingguan ibu-ibu KBG dan Misa Bersama dalam KBG.
Imelda Udis, Ketua KBG Santa Theresa Avila, dalam salah satu acara yang dihadirinya. Ia adalah sosok Ketua KBG yang memiliki jiwa pelayanan tanpa pamrih, rela membagi waktu untuk melayani umat di KBG tanpa meninggalkan tugas-tugas kesehariannya sebagai guru dan ibu rumah tangga. (Foto : DOK PRIBADI)
“Saya rasa yang paling penting dari seorang Ketua atau pengurus KBG adalah harus netral, harus baik pada semua umat, tidak pilih kasih atau hanya dekat kepada orang atau keluarga tertentu di KBG. Juga harus sabar, selalu mendoakan umat KBG yang kita layani dan dalam kerapuhan manusiawi, kita juga berusaha menjadi model atau teladan dalam melayani sesama, terutama dalam iman,” ucapnya.
Satu Saudara Dalam Tuhan
Senada, Ketua KBG Santu Yohanes, Wilayah Korintus, Lutgardis Susanty Dewi, akrab disapa Santy menuturkan, ketika ia dipilih menjadi Ketua KBG Santu Yohanes, hal pertama yang dirasakan dan diamininya dalam hati yakni, Tuhan sendirilah yang mempercayakan pelayanan gerejani ini kepadanya dan pengurus lainnya.
“Yang pastinya, saya bersyukur karena dipilih dan dipercayakan oleh umat KBG, bukan karena kemauan sendiri,” kata istri Medymus Stanislaus Badur ini, saat ditemui Selasa, 4 Juli 2023 petang. Santy mengisahkan, awalnya, calon Ketua KBG ada 3 orang yang dinominasikan umat KBG, satu di antaranya adalah suaminya.
Ketua KBG Santu Yohanes, Wilayah Korintus, Lutgardis Susanty Dewi, akrab disapa Santy (kiri) bersama beberapa umat dari KBG Santu Yohanes, saat persiapan membawakan tanggungan liturgi Kamis Putih 7 April 2023 di Gereja Santu Mikael Kumba. (Foto : DOK PRIBADI)
“Waktu pemilihan itu, tahun lalu, suami saya beralasan kesibukan, karena memang dia sering mempunyai jadwal pekerjaan yang dituntut harus sering keluar kota dalam jangka waktu yang lama. Tapi, umat masih tetap menginginkan dia. Saya lalu bersuara, bertanya kepada kami semua yang ikut dalam pertemuan pemilihan pengurus itu, apakah harus laki-laki yang jadi Ketua KBG?” cerita Santy mengenang peristiwa itu.
Sontak, pertanyaan Santy disambut riuh dan gembira umat KBG yang hadir dan mereka spontan, sepakat bersuara agar Ketua KBG baru dijabat olehnya, 4 tahun ke depan. “Suasananya tiba-tiba berubah jadi ramai, mereka memilih saya untuk jadi Ketua KBG. Mungkin karena saya juga ikut aktif selama ini dalam kegiatan KBG atau bagaimana pertimbangan mereka. Tapi, intinya saya tahu, Tuhan sendirilah yang mau supaya saya melayani umat di sini,” tuturnya.
Suasana salah satu pertemuan Katekese Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan (SAE) di KBG Santu Yohanes, Wilayah Korintus Paroki Santu Mikael Kumba. Nampak Ketua KBG Santu Yohanes, Santy (paling kiri) bersama umat KBG mengikuti jalannya Katekese. (Foto : DOK PRIBADI)
Lebih dari setahun sudah, sejak dilantik tahun lalu, wanita kelahiran Poka 20 April 1982 ini, melayani umat di KBG Santu Yohanes. “Banyak sukacita yang saya dapatkan. Misalnya, saat berkumpul bersama menjalankan pertemuan UBSP KBG dan saat mengikuti Doa Rosario bergilir, kami saling berbagi pengalaman tentang kebaikan dan iman,” kisah Santy.
Sebagai Ketua KBG, ia selalu mengimpikan semua umat di KBG yang dilayaninya tetap rukun, hidup dalam suasana saling mengasihi dan menyayangi satu dengan yang lainnya. “Bersama pengurus KBG yang ada, kami saling sharing, bekerja sama dalam semangat pelayanan yang baik, tanpa membeda-bedakan,” ucap Santy yang melayani 29 Kepala Keluarga dalam KBG tersebut.
Umat KBG Santu Yohanes, Wilayah Korintus yang dipimpin Ketua KBGnya, Santy berfoto bersama saat akan membawakan koor dalam salah satu acara Misa di Biara Camilian yang letaknya berada di dalam wilayah KBG mereka. (Foto : DOK PRIBADI)
“Kesannya sangat menantang, karena baru pertama kali menjabat sebagai Ketua KBG. Saya juga mendapatkan banyak pengalaman di mana saya bisa pelan-pelan memahami karakter dari setiap umat yang tentu berbeda-beda, tapi satu saudara dalam Tuhan,” ucapnya.
Comments are closed.