Press "Enter" to skip to content

Disemangati Tahun Ekonomi SAE, SDI Tenda Kembangkan Pertanian Organik

Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba

PAROKIKUMBA.ORG – Sekolah Dasar Inpres (SDI) Tenda yang berada di Wilayah Gunung Tabor, Paroki Santu Mikael Kumba, sedang mengembangkan pertanian organik yang dikerjakan oleh para siswa kelas I dan IV didampingi sejumlah guru sebagai bentuk nyata pelaksanaan program P5 (program penguatan profil pelajar Pancasila).

Para siswa kelas I dan IV di SDI Tenda yang berada di Wilayah Gunung Tabor, Paroki Santu Mikael Kumba, Keuskupan Ruteng, sedang membuat bedeng sambil menggembur tanah yang ada di kompleks sekolah untuk digunakan sebagai lahan menanam aneka sayuran. (Foto : SDI TENDA)

Dalam program ini, diadakan penguatan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk pemecahan persoalan. P5 merupakan sebuah pendekatan pelajaran melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila dengan menelaah tema tertentu.

Tahun ini, terinspirasi dari pencanangan Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE (Sejahtera, Adil dan Ekologis) oleh Keuskupan Ruteng, para peserta didik dan guru di SDI Tenda mengembangkan pertanian organik, berupa penanaman berbagai jenis sayuran, seperti Buncis, Lombok dan Jeruk.

Terinspirasi semangat yang dibawa oleh pencanangan Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE 2023 yang digagas Keuskupan Ruteng, di mana pertanian menjadi salah satu program andalan yang menjadi perhatian, siswa dan guru di SDI Tenda mengembangkan pertanian organik. (Foto : SDI TENDA)

Ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 17 Mei 2023 Kepala Sekolah SDI Tenda, Maria Anita Dahur, S.Pd, menuturkan, sejak beberapa bulan terakhir, telah dikembangkan pertanian organik yang dilakukan dengan memberdayakan lahan-lahan yang sebelumnya tidak terpakai di lingkungan sekolah.

“Di sekolah kami, sekitar 90 persen siswa, orang tua mereka berprofesi atau bekerja sebagai petani, pekebun. Ada juga yang bekerja serabutan dan memilih menjadi tukang. P5 program bagian dari Kurikulum Merdeka, yang di sekolah kami, diaplikasi pada siswa kelas I dan IV. Peserta didik diarahkan untuk menghasilkan sesuatu, seperti termasuk di dalamnya yang kami sedang kembangkan, pertanian ini,” kata Ani, sapaan akrab Maria Anita Dahur.

Tanaman Buncis, salah satu jenis sayuran yang dikembangkan oleh para siswa di SDI Tenda, Ruteng. Mereka menggunakan lahan yang ada di sekitar kompleks sekolahnya untuk dimanfaatkan bagi tanaman pertanian bernilai ekonomis. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Ia mengatakan, selain pertanian sayur-sayuran, siswa di kelas lainnya juga mengembangkan berbagai keterampilan yang terus diasah dan didampingi penuh oleh para guru yang ada, seperti seni melukis, termasuk pembuatan miniatur rumah adat Manggarai. “Tetapi, untuk kelas I dan IV di sekolah ini, pertanian menjadi pilihan wajib yang dibuat oleh siswa,” sambungnya.

Menurut Ani, SDI Tenda mendapat keistimewaan karena menjadi sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka, dan sedang diprogramkan untuk kelas I dan IV. “Kami sudah kaji dengan cermat, dengan lahan-lahan yang selama ini tidak digunakan, bisa dikembangkan untuk pertanian. Dengan pertanian ini, ada nilai pembelajaran dan kerampilan yang ditamankan dalam diri para peserta didik. Ini juga berkat inspirasi Tahun Ekonomi SAE” tuturnya.

Setelah mencoba mengembangkan tanaman Jagung pada semester lalu dan telah dipanen dengan hasil yang memuaskan, pada semester ini, pengembangan tanaman pertanian lainnya seperti sayur-mayur dilakukan dengan lebih intensif dan menjadi konsentrasi bersama semua siswa kelas I dan IV.

Dengan gembira riang, para siswa di SDI Tenda bertani dengan menanam berbagai jenis sayuran yang bibitnya telah disiapkan oleh sekolah. Mereka terus menanam dan merawatnya dengan sepenuh hati. (Foto : SDI TENDA)

“Selain untuk mengimplementasi program P5, kami melihat ini sinkron dengan program yang ada di Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE yang dicanangkan Keuskupan Ruteng. Kami sudah mulai dengan menanam pohon-pohon Jeruk, bibit Lombok yang disumbang oleh PKK Manggarai dan sayur Buncis,” kata Ani.

Ia menambahkan, dalam perencanaan, ke depan akan juga dikembangkan beberapa jenis sayuran lainnya, seperti kacang-kacangan, Ndesi, Tomat dan Wortel.

“Kami berharap, melalui program pengembangan pertanian ini, sejak kecil, para siswa sudah mulai ditanamkan rasa kecintaan terhadap pertanian. Mereka diarahkan untuk suka menanam berbagai tanaman produktif seperti sayuran, belajar menjadi seorang petani. Semua mereka diasah kembali kemampuan untuk mengolah pertanian. Bukan tidak mungkin ke depannya, ini menjadi pilihan hidup mereka di tengah dinamika ekonomi masyarakat,” tutur Ani.

Nampak salah seorang guru sedang mendampingi para peserta didik di SDI Tenda yang sedang menanami bibit sayuran. Setiap hari Sabtu, pemandangan ini menjadi lazim ditemukan di sekolah ini. Mereka senang bertanam sayuran dan membangun kerja sama/gotong royong mengembangkan pertanian organik. (Foto : SDI TENDA)

Setiap hari Sabtu, di SDI Tenda, bagi para siswa kelas I dan IV yang menerapkan Kurikulum Merdeka dikhususkan untuk mengolah lahan pertanian yang ada di lingkungan sekolah. Para siswa dengan antusias dan rajin, terus menanam, merawat dan memperhatikan perkembangan aneka sayur-mayur yang mereka tanami dengan penuh kegembiraan.

Kepala Sekolah SDI Tenda, Maria Anita Dahur, S.Pd (tengah) berfoto bersama beberapa guru Kelas I dan IV yang setia mendampingi dan memotivasi anak-anak didik mereka untuk mencintai pertanian dengan rajin menanam sayur-sayuran di lahan-lahan kompleks sekolah. (Foto : SDI TENDA)

“Anak-anak senang dan mereka selalu menjaga dan merawat tanaman sayur-sayuran yang mereka sudah tanam dengan seksama. Dari kecil mereka dilatih memperhatikan dan selalu ingin terus menanam. Kadang mereka berebutan meminta bibit sayur yang disediakan oleh sekolah untuk terus menanam yang baru,” kata Alfonsia Jelunut, Guru Kelas IV C, di sekolah yang kini memiliki 18 rombongan  belajar tersebut.

Comments are closed.