PAROKIKUMBA.ORG – Dalam rangka mengimplementasikan serta menyukseskan Tahun Pastoral Ekologi Integral 2024 yang mengusung tema Harmonis, Pedagogis dan Sejahtera (HPS), DPP dan DKP Paroki Santu Mikael Kumba menyelenggarakan Lomba Biara Bersih, Asri dan Sehat (BAS). Lomba ini diadakan pada 22 Juni 2024 lalu dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai sebagai dewan juri. Kegiatan ini juga guna mengukur pelaksanaan program pastoral Ekologi Integral di Paroki Kumba.
Tercatat, sebanyak 12 komunitas biara (Tarekat Religius) yang berkarya di Paroki Kumba mengikuti perlombaan ini, yakni Biara FMVI, Somascan, Serikat Maria Monfortan (SMM), Susteran Gembala Baik (RGS), Susteran Katekis (SCSC), Camilian, Susteran BPS, Susteran Ursulin (OSU), Putri-Putri Kebijaksanaan (DW), Putri-Putri Fransiskanes (FSE) dan Bruderan Santu Aloysius (CSA).
Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara, yang akrab disapa Romo Andi, saat memimpin Misa ke-4 yang dimulai pukul 10.00 di Gereja Santu Mikael Kumba, Minggu, 30 Juni 2024. Bersama DPP dan DKP Paroki Kumba, ia menginisiasi Lomba Biara BAS, setelah sebelumnya Lomba Sekolah BAS dan menyusul Lomba KBG BAS yang akan diikuti umat 93 KBG di Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Sejumlah kriteria penilaian Lomba Kebersihan komunitas biara ini telah dogodok oleh tim juri, yakni aspek bagian dalam biara, seperti lantai, dinding, langit-langit dan pencahayaan serta sirkulasi udara. Selain itu, ada pula penilaian atas fasilitas sanitasi, seperti air bersih, pembuangan air limbah, kebersihan selokan, toilet, baik air, tempat sampah serta cara pengelolaan sampah. Hal lain adalah penilaian seputar bagian luar biara, di antaranya ruang terbuka hijau, tanaman yang terawat dan bersih serta kelengkapan K3.
Acara pengumuman pemenang dan pembagian hadiah berupa trofi dan sertifikat perlombaan ini, dilangsungkan saat digelarnya Perayaan Ekaristi jadual ke-4 yang dimulai pukul 10.00 dipimpin langsung Pastor Paroki Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara. Ketua Pelaksana II DPP Paroki Kumba, Hima Domi Antonius, saat membacakan hasil perlombaan ini, mengatakan, DPP Paroki Kumba berterima kasih kepada semua tarekat religius dalam Paroki Kumba yang berjibaku menyukseskan berbagai program Tahun Pastoral Ekologi Integral yang ada di Paroki Kumba, termasuk Lomba Biara BAS.
Ketua Pelaksana II Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santu Mikael Kumba, Hima Domi Antonius saat membacakan hasil penilaian tim juri Lomba Biara Bersih, Asri dan Sehat (BAS) yang diikuti semua biara yang ada di Paroki Kumba. Lomba ini menjadi program DPP Paroki Kumba, juga untuk mengajak kaum religius menjadi promotor, garda terdepan di tengah umat dalam gerakan peduli lingkungan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Kami juga mengajak semua kaum religius yang ada di Paroki Kumba untuk menjadi ujung tombak atau juga menjadi model dalam membangun komunitas yang bersih, asri dan sehat, sehingga umat yang tinggal di sekitar kompleks biara ikut termotivasi membangun hidup sehat, cinta dan peduli akan lingkungan atau ekologi dan bersama-sama menciptakan berbagai kegiatan bersama, dimulai dari tengah keluarga, KBG hingga secara paroki untuk membuat lingkungan atau bumi tempat kita tinggal semakin hijau dan nyaman untuk ditinggal bersama,” ujar Domi.
Lomba Biara BAS tahun ini dimenangkan oleh komunitas Biara Gembala Baik (RGS) yang berhasil menjadi Juara 1, disusul Juara 2 Biara Susteran FMVI dan Juara 3 Biara Putri-Putri Fransiskanes (FSE). “Semua komunitas biara sudah menunjukkan yang terbaik dan dewan juri juga cukup sulit memberikan penilaian karena semuanya menampakan berbagai aspek penilaian umum bersih, asri dan sehat (BAS). Namun, dari beberapa aspek spesifik, ketiga komunitas biara ini bisa menjadi tempat kita semua menimba khazanah kerja-kerja ekologi BAS yang dinilai unggul,” ucap Domi.
Ketua Pelaksana I DPP Paroki Kumba, Flori Mentot (tengah) dan Ketua Pelaksana II DPP, Hima Domi Antonius saat menyerahkan trofi dan piagam Juara I Lomba Biara Bersih, Asri dan Sehat (BAS) kepada Sr Yohana RGS yang mewakili Kongregasi Gembala Baik (RGS). Lomba ini sebagai salah satu implementasi program Tahun Pastoral Ekologi Integral (HPS) di Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Pembagian trofi dan piagam dilakukan oleh DPP dan DKP serta diterima perwakilan komunitas biara yang memenangkan lomba ini. Sr Yohana, RGS menjawab media ini, seusai menerima trofi dan piagam Juara I Lomba Biara BAS mewakili para suster Gembala Baik, menuturkan, pihaknya merasa senang, meski pada dasarnya bukan lomba yang menjadi fokus para suster di komunitas biara Gembala Baik, karena sejak lama mereka telah berupaya untuk menjadikan Biara Gembala Baik sebagai tempat yang layak dan ramah untuk dukunjungi siapa saja.
“Namun, penghargaan ini juga kami anggap sebagai pengakuan dari Paroki Kumba dengan kerja-kerja keberlanjutan yang kami buat dengan lingkungan atau ekologi. Kami juga sedang terus mendesain, ke depan Biara Gembala Baik menjadi tempat edukasi untuk semua orang, edukasi tentang alam, ekonomi produktif dengan mengelolah tanah dan sampah, mengelola apa saja yang bisa untuk dijadikan income yang tidak hanya tentang uang, tapi membantu kesejahteraan keluarga dalam hal penyediaan makanan misalnya,” ujarnya.
Sr. Yohana RGS. biarawati di Kongregasi Gembala Baik (RGS) Ruteng berfoto setelah mengikuti acara pengumuman pemenang Lomba Biara BAS dan pembagian trofi yang diselenggarakan saat Misa ke-4 di Gereja Santu Mikael Kumba, Minggu, 30 Juni 2024 siang. Ia mengatakan, semua komunitas biara harus bisa menjadi tempat yang ramah untuk siapa saja yang datang untuk belajar kebersihan, kesehatan dan gerakan ekologi. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Biarawati alumnus Universitas Sanata Dharma dan pernah menjadi pendidik/guru di pedalaman Kalimantan sebelum masuk Tarekat Suster Gembala Baik ini menuturkan, dengan mengadakan Lomba Biara BAS, ia merasa bersyukur karena Pastor Paroki dan DPP Paroki Kumba mengajak kaum religius menjadi tempat yang mana semua orang bisa belajar tentang kebersihan, kesehatan, pengelolaan berbagai bahan lokal yang telah alam sediakan.
“Kami yang di komunitas biara, biarawan-biarawati merasa diajak, bahwa, mari menjadi contoh di tengah umat, sehingga gerakan ini bukan mejadi monopoli biara-biara, tapi menjadi gerakan bersama semua umat dalam konteks paroki. Saya bersyukur, dengan lomba ini, kami diingatkan bahwa biara-biara juga dilihat orang, menjadi sample model. Ini yang kami rasa menantang untuk tidak hanya karena lomba atau kompetisi, tapi lebih dari itu, mari menciptakan biara-biara sebagai tempat yang ramah untuk siapa saja,” ujar Sr Yohana. (Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba)
Comments are closed.