Press "Enter" to skip to content

Suster Tesi, Sosok Dibalik Suksesnya Tablo Jalan Salib di Paroki Kumba

Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba

PAROKIKUMBA.ORG – Sr Theresia Tika, SCSC, 39 tahun, seakan masih tak percaya kalau 60 anak Putra-Putri Altar (PPA) yang didampinginya selama ini, dan sebulan terakhir fokus latihan mempersiapkan Tablo Jalan Salib, bisa sukses membawakan kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus pada Jumat Agung, 7 April 2023 pagi.

“Wah, bagaimana ya, kemarin-kemarin saya ada rasa kuatir, cemas dan tadi malam hampir-hampir tidak bisa tidur karena memikirkan mereka, anak-anak PPA. Apakah bisa memainkan Tablo ini dengan baik dari Lapangan Motang Rua sampai di Gereja Kumba. Tapi, Puji Tuhan, semuanya berjalan baik,” tutur Sr Tesi, panggilan akrab biarawati SCSC saat berbincang dengan PAROKIKUMBA,ORG usai Jalan Salib di kompleks Gereja Kumba.

Salah satu adegan pada Perhentian Pertama, Yesus Dijatuhi Hukuman Mati, yang dimainkan oleh Putra-Putri Alatar (PPA) Paroki Santu Mikael Kumba dalam Tablo Jalan Salib Jumat Agung, 7 April 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Cemasnya tentu bisa dipahami. Tak mudah, di usia remaja, memainkan Tablo di hadapan ribuan umat. “Dari kemarin, saya tidak tenang apakah tablo ini bisa sukses atau tidak. Jam 4 tadi pagi anak-anak telpon bangunkan saya. Mereka minta saya siapkan air halia, karena beberapa kali latihan suara mereka sudah agak parau. Masih subuh, mereka sudah jemput saya ke biara. Setelah saya masak air halia untuk mereka, dibawa dari biara,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca menahan haru.

Ia senang, terharu, bercampur air mata kebahagiaan karena anak-anak PPA sukses membawakan tablo dengan baik. Satu bulan latihan, bukanlah pekerjaan yang mudah untuk seorang Sr Tesi, karena ia harus bisa pandai membagi waktu antara paroki (PPA) dengan komunitas biaranya. “Antara komunitas biara SCSC dan mengurus anak-anak PPA latihan selama satu bulan memang harus bisa mengatur waktu betul,” karta Sr Tesi.

Sr Tesi saat ikut berjalan mengikuti prosesi Tablo Jalan Salib yang dimainkan PPA Paroki Kumba yang didampinginya pada Jumat Agung, 7 April 2023 pagi setelah sebulan penuh melatih anggota PPA memainkan tablo tersebut. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Tiga hari sebelum pementasan tablo, Sr Tesi berangkat sendiri menuju sekolah-sekolah, berjumpa Kepala Sekolah dan guru lainnya untuk menyampaikan permintaan ijin karena anak-anak yang tergabung dalam PPA akan terlibat dalam tablo. Dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain ia berkunjung.

Ia bersyukur, para koleganya, para suster dan pimpinan biara SCSC mendukung karya pelayanannya di Paroki Kumba, terutama sebagai pendamping PPA. Hampir setahun sudah, ia menjadi pendamping PPA yang sampai saat ini memiliki 80 anggota di Paroki Kumba. Sementara, saat tablo Jalan Salib 60 anak terlibat mengambil berbagai peran.

Mereka rata-rata, kebanyakan pelajar SMA dari beberapa sekolah yang ada di Kota Ruteng, seperti SMAN I Langke Rembong, SMAK St Fransiskus Xaverius, SMAK St Thomas Aquinas, SMAN II, SMPN I Langke Rembong dan SMK Karya. Adapula, sebagian kecilnya  pelajar SD Kumba I dan SDK Ruteng I.

Salah satu adegan kisah Veronika Mengusapi Wajah Yesus yang dimainkan oleh Putra-Putri Altar Paroki Kumba di Tablo Jalan Salib Jumat Agung, 7 April 2023. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

“Awalnya saya mendampingi SEKAMI di Paroki Kumba. Kemudian, saya juga merasa terpanggil untuk mendampingi PPA. Saya merasa senang berada di tengah mereka. Anak-anak PPA punya semangat yang tinggi. Mereka selalu saja memberi banyak ide untuk banyak kegiatan bersama,” kata Sr Tesi.

Oktober 2022, ketika Safari Rosario dihelat di semua wilayah dalam Paroki Kumba, PPA menjadi ujung tombak pelaksanaan prosesi dan Sr Tesi tak jauh dari mereka, selalu mendampingi dengan kasih dan kecintaan yang besar pada anak-anak itu. Dan, kali ini, tablo Jalan Salib Jumat Agung, bagi Sr Tesi, merupakan hal yang paling berkesan sebagai pendamping, karena mereka berhasil sesuai dengan yang diimpikan dan diperjuangkan bersama selama latihan.

Sr Tesi, saat berjalan bersama umat Katolik lainnya pada Tablo Jalan Salib Jumat Agung. Kehadirannya di tengah anggota Putra-Putri Altar Paroki Kumba yang sedang memainkan tablo membawa rasa percaya diri yang kuat bagi mereka untuk menyelesaikan tablo dengan baik. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Tekad Bulat Menjadi Biarawati

Sr Tesi lahir di Paka, Iteng, Kabupaten Manggarai, 10 Mei 1983, putri ke 5 dari 6 bersaudara perempuan pasangan (Almarhum) Bapak Bernadus Ngabut dan Mama Veronia Ike. Setamat SMA Widya Bhakti Ruteng, ia sempat istirahat hampir setahun dan kemudian melamar ke Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC).

Tahun 2005, Sr Tesi mulai diterima sebagai aspiran dan pada tahun yang sama ia menuju Italia untuk melanjutkan masa formasi selama 2 tahun. Ia menerima kaul kekal di Biara SCSC Italia tahun 2019 bersama 8 suster lainnya, dari Indonesia 5 orang suster.

Sr Tesi lalu kembali ke Indonesia, dan sampai saat ini tinggal di komunitas Biara SCSC di Langgo- Labe, Ruteng. Saat duduk dibangku SMA, ia sudah mulai merasakan kuatnya panggilan untuk menjadi biarawati. “Saya ambil keputusan itu. Ingin menjadi biarawati. Awalnya orang tua tidak setuju. Saya tetap membulatkan tekad untuk menjadi biarawati,” kisah Sr Tesi.

Anggota Putra-Putri Altar (PPA) Paroki Santu Mikael Kumba yang memperagakan kisah sengsara Yesus dalam Tablo Jalan Salib, mendapat perhatian ribuan umat Paroki Kumba yang mengikutinya. Banyak umat yang meneteskan air mata dalam suasana kisah mengharukan itu. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Dari Kampung Paka, 8 bulan setamat dari bangku SMA, ia memilih minggat atau kabur dari rumah orang tuanya, tanpa sepengetahuan orang-orang rumah, menuju Ruteng . “Mama suruh saya ke pesar di Iteng. Malamnya saya sudah kumpul memang semua pakaian dan ijasah. Ada kakak saya yang bantu untuk antar pakaian itu jauh dari rumah. Dia tunggu di pinggir jalan. Lalu, saya naik oto datang ke Ruteng, langsung ke biara SCSC. Syukurnya, komunitas biara terima saya dengan baik,”kisahnya.

Kala itu, Biara SCSC masih berada di Wae Palo, Ruteng. Tepat jam 12 siang, Sr Tesi tiba di pintu biara. Hatinya berdegup. “Turun dari oto, saya sempat ragu, karena saya datang sendiri tanpa ada suster lain dari biara SCSC yang ajak sebelumnya. Saat saya masuk ke pintu biara, para suster ternyata menyambut saya dengan baik,” kenangnya.

Seperti Hati Seorang Ibu yang Sayang pada Anaknya

Kini, hampir setiap hari, setiap minggu dan pada menjelang perayaan besar Gerejani, Sr Tesi selalu berada di dekat anak-anak PPA. Bahkan boleh dibilang, di mana ada anak-anak PPA, di situ pasti ada Sr Tesi.

Hingga Perhentian terakhir di kompleks Gereja Kumba, Sr Tesi dengan setia terus mendampingi Putra-Putri Altar (PPA) dalam mementaskan Tablo Jalan Salib. Nampak, Sr Tika sedang ikut memperlancar jalannya adegan kisah Yesus Dimakamkan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Geraknya cepat. Tak pernah terlihat bisa tinggal diam. Bila ada 2 Misa yang dihelat bersamaan di Gereja dan Aula Paroki Kumba, ia tak pernah diam. Selalu saja bergantian berada di dua tempat itu, untuk memastikan anak-anak PPA dalam keadaan siap menjalankan tugas sebagai Misdinar.

Ia terus setia mendampingi anak-anak itu dengan jiwa pelayaanan tanpa pamrih. “Saya memiliki impian, anak-anak PPA tetap selalu semangat untuk melayani Gereja. Semoga semakin banyak anak yang terpanggil bergabung dalam kelompok PPA,” tuturnya.

Sr Tesi bersama Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara dan Ketua Pelaksana I DPP, Flori Mentot saat di acara Lamentasi pada Jumat Agung, 7 April 2023 di Lapangan Motang Rua Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Susah senang menjadi pendamping PPA, telah ia alami. Bagai air yang mengalir, ia terus berjalan bersama anak-anak PPA melewati hari demi hari dalam semangat pelayanan. “Lebih banyak senangnya, damping anak PPA. Saya merasa betah dengan mereka. Mereka semua sepertti anak sendiri. Mereka juga kompak, saling kerja sama yang bagus dengan penuh semangat.”

Sebagai seorang biarawati yang lembut, penuh kasih sayang dan penyabar pada anak-anak, Sr Tesi sering terharu, melihat anak-anak PPA yang juga selalu mendukungnya agar terus bersemangat menjadi pembimbing.

Putra-Putri Altar Paroki Kumba foto bersama Sr Tesi usai Tablo Jalan Salib Jumat Agung, 7 April 2023 menjelang siang. Mereka bangga dan senang karena telah menyelesaikan Tablo dengan baik dan mendapat apresiasi banyak umat. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

“Bahkan mereka sering bilang, kalau suatu saat mereka mau dialihkan menjadi OMK, mereka dengan polos meminta saya menjadi pendamping karena sudah merasa betah dan seperti orang tua, seperti ibu mereka sendiri,” kisah Sr Tesi.

Di tablo Jalan Salib yang mendapat pujian banyak orang itu, sejak Perhentian Yesus Berjumpa dengan Ibunya, Sr Tesi nampak tak putus meneteskan air mata. Ia mungkin terharu bercampur bangga, anak-anak PPA itu, membanggakan hatinya yang sempat dihinggap galau, takut mereka tak bisa memainkan tablo dengan baik.

“Saya terharu, bangga dan banyak perasaan campur aduk waktu tadi melihat mereka dari Lapangan Motang Rua. Mereka luar biasa. Saya menangis karena terharu. Menangis terharu mengenang kembali saat-saat mereka latihan, perjuangan mereka yang selalu semangat,”kisahnya.

2 Comments

  1. Yakim Nandi April 7, 2023

    Profisiat buat anak2 ku dn Suster Tessy selaku pembina PPA Paroki Santu Mikael Kumba luar biasa, saya saja sudah umur 64 tahun bisa menangis terlebih lagu manggarai terakir yg mereka ambil dari dere serani.

  2. Susana iramaya sanur April 7, 2023

    Semangat sr thesi… Tuhan Yesus melindungi dan menyemangat sr dan anak PPA kumba. Good luck.. 😊😊

Leave a Reply