Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Sebanyak 98 siswa kelas V dari SDK Kumba II dan SDI Wae Rii yang akan menerima Sakramen Maha Kudus atau Komuni Pertama di Paroki Santu Mikael Kumba mendapat pelayanan rekoleksi dan Sakramen Tobat di Gereja Kumba, Senin, 31 Juli 2023 pagi.
Selain 98 siswa tersebut, orang tua mereka juga mendapat pendampingan rekoleksi rohani yang dipimpin oleh para suster dari Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC). Dari SDK Kumba II terdapat 76 siswa, sedangkan 21 peserta lainnya dari SDI Wae Rii dan 1 anak lainnya dari KBG Mater Dei di Stasi Carep. Mereka semua akan menerima Komuni Pertama gelombang pertama pada tanggal 4 Agustus 2023 di Gereja Santu Mikael Kumba.
Para siswa dari SDK Kumba II dan SDI Wae Rii saat nengikuti Rekoleksi persiapan menyambut Komuni Pertama yang didampingi oleh para Suster dari Kongregasi Katekis Hati Kudus, di Gereja Santu Mikael Kumba, Senin, 31 Januari 2023 pagi. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Para siswa dari SDI Wae Rii semuanya bermukin di wilayah Stasi Carep. “Harapan kami, dengan kegiatan rekoleksi ini bisa membantu mereka dalam membangun iman Katolik, membangun semangat mereka dalam iman untuk lebih rajin datang ke Gereja mengikuti Misa, tekun berdoa dan menjadi orang Katolik yang baik di tengah masyarakat,” kata Kedo Rosalina, 60 tahun, guru di SDI Wae Rii, saat ditemui media ini disela kegiatan rekoleksi.
Diceritakan Rosalina, para siswa calon Komuni Pertama tersebut, selama ini juga rutin mendapatkan pendampingan khusus dari guru di sekolah guna mempersiapkan mereka menerima Komuni Suci, seperti pendalaman tentang 3 sakramen, yakni Baptis, Tobat dan Ekaristi.
Biarawati dari Kongregasi Katekis Hati Kudus (SCSC) sedang memberikan rekoleksi kepada anak-anak kelas V dari SDK Kumba II dan SDI Wae Rii yang akan menerima Sakramen Ekaristi atau Komuni Pertama. Kegiatan ini dilaksanakan di Gereja Kumba dan dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Tobat (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Kami juga mengajarkan mereka tentang doa-doa harian dan seputar Tata Perayaan Ekaristi, supaya mereka semua lebih memahami dan menghayati apa yang akan mereka dapatkan nanti saat Komuni Pertama,” tambah Rosalina.
Tiga Suster yang memberikan rekoleksi bagi anak-anak calon Komuni Pertama, yakni Sr. Marta Anu, SCSC, Sr. Hilaria Helena Lutok, dan Sr. Maria Imakulata. Mereka mengajak semua anak yang hadir untuk merenungkan bersama tema “Yesus Mencintaiku Tanpa Batas” agar anak-anak menyadari bahwa cinta manusia itu terbatas, sedangkan cinta Tuhan luar biasa.
“Harapan kami para pembimbing, semoga iman mereka selalu bertumbuh dan berkembang dalam kasih Tuhan. Dan semoga pembekalan yang kami berikan pada hari ini, mengingatkan mereka untuk selalu hidup dalam semangat iman dalam perjalanan iman yang mereka akan lalui hari-hari selanjutnya,” kata Sr. Marta, SCSC.
Para suster dari Kongregasi SCSC dengan penuh kasih mendampingi anak-anak yang mengikuti Rekoleksi persiapan Komuni Pertama di Gereja Santu Mikael Kumba, Senin, 31 Juli 2023. Mereka berharap, dengan menerima Sakramen Ekaristi, anak-anak sungguh hidup dalam semangat iman. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Sementara, pemateri untuk orang tua dari anak-anak calon Komuni Pertama, Sr. Florensia Imelda Seran, SCSC, yang didampingi Sr. (Novis) Florentina Mole, mengharapkan, lewat pembinaan orang tua komuni pertama, para orang tua dapat menyadari tugas dan tanggung jawab mereka dalam membimbing anak-anak khususnya pendidikan iman anak.
“Orang tua harus sungguh menyadari tugas ini sebagai tugas yang utama dan bukan sekedar tugas sampingan. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan iman anak-anak adalah hal yang hakiki dan fundamental karena berkaitan dengan penyaluran kehidupan manusia menuju hidup yang lebih bernilai. Orang tua diajak untuk kembali menyadari peran mereka dalam menumbuhkembangkan iman anak-anak dalam keluarga,” ucap Sr. Florensia.
Dengan mengangkat tema “Peran Orang Tua dalam Pendidikan Iman Sebelum dan Sesudah Komuni Pertama” ia menegaskan bahwa, pendidikan iman anak dimulai dari dalam keluarga. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama, tugas ini tidak dapat dialihkan kepada siapapun, karena merupakan tugas hakiki orang tua.
“Pendidikan iman hendaknya dimulai dari masa kanak-kanak lewat pembiasaan. Orang harus mampu membahasakan dan mempraktekkan amanat Injil dalam kata dan sikap yang dapat diterima dan ditiru oleh anak-anak,” tambah Sr. Florensia.
Biarawati atau Suster dari Kongregasi Katekis Hati Kudus berfoto bersama di kompleks Gereja Santu Mikael Kumba usai memberikan rekoleksi persiapan menuju Komuni Pertama bagi anak-anak SDK Kumba II dan SDI Wae Rii, Senin, 31 Juli 2023 siang. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Dihadapan ratusan orang tua, pasutri yang hadir kegiatan rekokeksi, Sr. Florensia juga menawarkan beberapa upaya yang harus dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik iman yang utama dan pertama.
“Misalnya, orang tua hendaknya memiliki waktu untuk doa bersama dalam keluarga, memberi teladan, mendampingi dan menghantar anak-anak ke Gereja untuk menerima dan merayakan sakramen-sakramen. Orang tua menghidupkan suasana kasih dan persaudaraan dalam keluarga. Keluarga harus menjadi sekolah pertama dalam menanamkan kebajikan Kristiani dan orang tua berkewajiban menyampaikan pendidikan dalam hal-hal esensial hidup manusia,” pesannya.
Didampingi oleh orang tua mereka, anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama mempersiapkan diri untuk menerima Sakramen Tobat yang dilayani oleh 4 imam di dalam Gereja Santu Mikael Kumba. Tak hanya anak-anak calon Komuni Pertama, para orang tua juga menerima Sakramen Tobat dan dalam semangat tanggung jawab terus mendidik dan membesarkan anak dalam iman Kristiani yang semakin kokoh. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Pengajaran dalam iman di dalam keluarga, lanjut dia, dapat dilakukan di setiap kesempatan dan dikemas dengan cara yang menarik. Orang tua bertanggung jawab untuk membentengi anak-anak terhadap pengaruh buruk dari lingkungan juga mengajak anak-anak mempersembahkan diri dan talenta yang dimiliki untuk membangun Gereja, menemukan panggilan hidup anak mereka demi mencapai kebahagiaan hidup. “Semua upaya dilakukan sebagai pengaktualisasian janji perkawinan orang tua,” tambahnya.
Pada kesempatan ini, para suster juga mengulas secara singkat seputar sakramen-sakramen dalam Gereja, khususnya Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. “Sakramen Ekaristi adalah sakramen yang menjadi puncak dan pusat hidup iman Kristiani, karena dalam sakramen Ekaristi Kristus yang kita imani dan cintai sebagai Tuhan sungguh hadir secara nyata, riil. Orang tua juga diharapkan secara rutin untuk menerima Sakramen Tobat dengan sungguh dihadapan Tuhan. Hanya dengan cara demikian Rahmat dan Kasih Tuhan yang kita impikan akan menjadi nyata dalam hidup kita,” kata Sr. Florentina Mole menambahkan.
Dua Suster dari Kongregasi Katekis Hati Kudus sedang mempresentasikan materi dalam acara Rekoleksi bagi para orang tua atau pasangan suami-istri (pasutri) yang anaknya akan menerima Komuni Pertama. Kegiatan di Aula Paroki Kumba ini, ditutup dengan penerimaan Sakramen Tobat. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Di akhir rekoleksi, Sr. Florensia menuturkan, bahwa tugas dan tanggung jawab orang tua adalah menghantar anak-anak untuk mencintai Yesus dalam Ekaristi serta menuntun mereka untuk menerima Sakramen Tobat secara teratur demi pertumbuhan iman mereka.
Rekoleksi dilanjutkan dengan ibadat tobat yang mengangkat tema “Surga Bersukacita karena Satu Ekor Domba yang Hilang Didapat Kembali.” Semua orang tua diajak untuk sungguh memaknai dan menjalani pengakuan dosa karena Tuhan sungguh hadir dan menanti setiap anakNya yang hilang dan ingin kembali ke dalam pangkuan kasihNya.
Dimintai kesannya saat mendampingi orang tua dan anak pada kegiatan rekoleksi ini, Rosalia Seri, 45 tahun, guru Agama Katolik di SDK Kumba II, mengungkapkan, ia berterima kasih kepada Pastor Paroki dan DPP Kumba yang telah mengadakan rekoleksi dan pelayanan Sakramen Tobat menjelang Komuni Pertama anak-anak.
Suasana kegiatan Rekoleksi khusus orang tua dari anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama yang dilangsungkan di Aula Paroki Kumba, Senin, 31 Juli 2023 pagi. Mereka menerima bimbingan penguatan rohani dari para Suster dari Kongregasi SCSC. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Sebagai pendidik, ia berharap semua orang tua harus menyadari bahwa pembinaan iman anak bukan hanya menjadi tanggung jawab para guru di sekolah, tetapi juga para orang tua harus mengambil peran aktif sebagai guru iman pertama bagi anak-anak.
“Kami berharap, setelah menerima Komuni, anak-anaak ini harus sering datang mengikuti Misa, sehingga keluarga dalam hal ini orang tua, harus berperan mendorong sekaligus menunjukkan keteladanan supaya anak-anak mereka selalu menghadiri Misa,” kata Rosalia.
Pada penerimaan pelayanan Sakramen Tobat, semua anak calon Komuni Pertama dan orang tua mereka dilayani oleh 4 imam yang hadir di Gereja Santu Mikael Kumba, yakni Pastor Paroki Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara, Pastor Rekan Paroki Kumba, RD Res Dakosta, Pastor Rekan Katedral, RD Felin Sando dan RP Kristian, seorang biarawan dari Kongregasi Somascan.
Di Paroki Santu Mikael Kumba, tahun ini, pelayanan penerimaan Komuni Pertama, dibagi dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama khusus untuk SDK Kumba II dan SDI Wae Rii yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2023 dan gelombang 2 diperuntukkan bagi SDI Tenda, SDK Kumba I dan SDLB Tenda yang akan digelar tanggal 25 Agustus 2023.
Comments are closed.