Press "Enter" to skip to content

INSPIRASI AKHIR PEKAN: Cinta, Dipanggil Memberikan Diri dan Segalanya

Oleh : Sr. Oktafiani Isak Jaques Hodin, DW | Biarawati di Kongregasi Putri – Putri Kebijaksanaan (DW) di Tenda, Ruteng. Disapa Suster Ica, saat ini sebagai mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng. Lahir di Welong, 19 Oktober 1997. Kaul pertama diikrarkan di Tenda, Ruteng pada 08 September 2022.

HARI MINGGU PALMA Mengenangkan Sengsara Tuhan | Minggu, 13 April 2025 | INJIL LUKAS 23 : 1-49

Liturgi Minggu Palma yang kita rayakan hari ini memperingati dua peristiwa inti yakni: Misteri Paskah masuknya Tuhan dengan penuh kemenangan ke Yerusalem dan Sengsara serta Pemuliaan Kristus yang Tersalib dan Bangkit. Hari ini, bersama dengan umat Kristiani di seluruh dunia, kita memasuki Pekan Suci, yang mengarah ke Paskah. Inilah pusat sukacita Paskah kita. Jika yang pertama tampak seperti kemenangan, yang kedua lebih seperti penghinaan besar.

Di awal perayaan, kita mendengar Injil di mana Yesus meminta murid-murid-Nya untuk menemukan seekor keledai sehingga Ia dapat pergi ke Yerusalem, di mana seluruh kerumunan murid, yang dipenuhi dengan sukacita, mulai memuji Tuhan dengan keras atas semua mukjizat yang telah mereka lihat. Kemudian, di bagian kedua, kita menantikan penangkapan dan penghukuman Yesus.

Ada campuran perasaan, dari kegembiraan dan sukacita hingga kesedihan dan ketidakpahaman. Ini membawa kita kembali ke realitas kehidupan kita di bumi, yang terus-menerus berayun antara sukacita dan kesedihan, kebahagiaan dan kesedihan.

Di negara kita, ketika seorang tokoh penting datang, seperti Kepala Negara, kota itu dihiasi dengan hiasan di jalan-jalan, gedung-gedung, dan monumen-monumen. Para VIP disambut oleh prosesi Panjang dimana siswa-siswi berseragam dan seluruh penduduk setempat hadir mengikuti penyambutan. Para penguasa melaju melewati kerumunan dengan mobil-mobil mewah. Namun, Yesus, yang adalah Raja, mengabaikan semua pertimbangan manusia, ia akan memasuki kota Yerusalem sebelum Sengsara-Nya dengan sangat sederhana, yang terungkap melalui pilihan keledai, yang bahkan bukan milik-Nya. Ia ingin menunjukkan kepada kita keterpisahan yang sempurna karena tidak memiliki apa pun.

Meskipun orang banyak di Yerusalem dengan antusias mengungkapkan kegembiraan mereka dan memuji-Nya, dengan mengatakan : “Diberkatilah Dia yang datang, Raja kami. Hosana!” dengan cabang-cabang yang kita sebut “pohon palem” atau “ranting-ranting” dan yang masih kita gunakan hingga saat ini, sesuai dengan tradisi, sebagai tanda penghormatan dan kesalehan, Yesus tidak memasuki Kota Suci sebagai Raja Mesias untuk menerima penghormatan dan penghargaan yang disediakan bagi raja-raja dunia ini. Ia masuk untuk dicambuk, dihina dan didera, seperti dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan pertama.Tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah mahkota duri, tongkat, dan jubah ungu. Ia akan menjadi bahan ejekan. Salib akan menjadi takhta tempat Ia akan memerintah, dimahkotai dengan duri, mahkota kemuliaan sejati. Mereka yang memahami hal ini adalah orang-orang sederhana dengan mata iman. Bahkan saat ini, Yesus yang sama memasuki kota-kota dan desa-desa kita sebagaimana Ia pernah memasuki Yerusalem, dengan wajah yang bukan wajah seorang pria perkasa dan kuat, atau wajah seorang raja yang menggunakan dan menyalahgunakan kekuasaannya.

Sebaliknya, Ia memiliki ciri-ciri seorang hamba yang menderita, lemah lembut, dan rendah hati yang datang menemui kita di pusat kehidupan kita, di dunia kita yang ditandai dengan maraknya kekerasan, perang, kebencian, kelaparan, dan kurangnya kasih.

Kita diundang untuk bertemu Tuhan dan mengakui Dia sebagai Raja kita. Dan kemudian kita harus mengikuti-Nya ke Kalvari, ke salib. Kita memahami bahwa kita tidak dapat hanya mengikuti Yesus di jalan menuju kemuliaan. Marilah kita memohon kepada-Nya kekuatan dan keberanian untuk mengikuti-Nya sepanjang Pekan Suci, agar kita dapat menerima rahmat-Nya dan pada gilirannya menjadi saksi kebangkitan-Nya.

Cinta berarti memberikan diri dan segalanya! Inilah makna Minggu Palma dan Minggu Sengsara, Minggu “Raja yang Tersalib” yang mendamaikan Dunia dengan Tuhan.

Tuhanku yang mulia, Engkau dicintai oleh banyak orang tetapi juga dibenci oleh sebagian orang. Mereka yang berkuasa dan berwenang tidak dapat melihat melampaui ambisi duniawi mereka, jadi mereka mulai bersekongkol melawan-Mu. Berikanlah aku rahmat, Tuhan yang terkasih, untuk melihat setiap tindakan jahat yang ditimpakan kepadaku sebagai kesempatan bagi-Mu untuk mendatangkan kebaikan. Engkau mulia, Tuhan yang terkasih. Semoga Engkau dimuliakan dalam segala hal. Yesus, aku percaya kepada-Mu.

Redaksi Media Informasi dan Komunikasi PAROKIKUMBA.ORG menerima naskah/artikel berupa sharing pengalaman iman, renungan singkat untuk Rubrik INSPIRASI AKHIR PEKAN yang terbit setiap Hari Sabtu. Panjang naskah maksimal 500 kata dan diketik rapih. Naskah dikirim dengan format Microsoft Word melalui nomor WahatssApp (WA) 081 338215478. Terima kasih.

PAROKI KUMBA RUMAH KITA BERSAMA

Comments are closed.