Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Pagi itu, matahari beranjak mendaki ke tangga langit yang cerah di atas Kota Ruteng. Hawa dingin perlahan mulai terasa berubah hangat. Ditemani secangkir kopi, Agustinus Jeman, 63 tahun, duduk menghadap layar televisi, menyimak berita-berita yang ditayangkan. Kali ini, ia merasa lebih santai. Tak lagi terburu-buru dikejar waktu, lazimnya rutinitas sebagai seorang guru di SMP Negeri 1 Langke Rembong.
Hari itu, 1 September 2021. Hari pertama ia resmi memasuki masa purnabakti setelah 35 tahun menjadi guru/pendidik. Berawal dari SMP Negeri Borong- Golo Karot (Januari 1986-Agustus 1998) lalu mutasi ke SMPN 1 Langke Rembong hingga memasuki masa pensiun. Ia mengampuh mata pelajaran Bahasa Inggris. Agus, anak bungsu dari 9 bersaudara, lahir di Ruis – Kecamatan Reok, 3 Agustus 1960. Berzodiak Leo, Agus tercatat memiliki banyak bakat seni, dua di antaranya menyanyi dan bermain musik, spesial Gitar.
Suasana kegiatan Katekese Umat di KBG Santu Rafael, Wilayah Gunung Tabor dalam rangka program Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE. Nampak, Ketua KBG Santu Rafel, Agust Jeman, paling kiri (depan) saat mengikuti kegiatan Katekese ini di tengah-tengah umat KBG Santu Rafael. 9Foto : DOK KBG SANTU RAFAEL)
“Sejak SMP kelas 1 di SMPK Reo dan lanjut kelas 2 dan 3 di SMP Dharma Bakti di Ruteng, saya sudah menyulai dan sangat berbakat untuk berbahasa Inggris. Tanpa kursus, saya bisa fasih berbahasa Inggris, selain dapat pelajaran di dalam ruangan kelas, saya lebih banyak belajar bahasa Inggris secara otodidak, atau belajar sendiri di luar jam sekolah,” kisah Agus, Senin, 24 Juli 2023, saat ditemui PAROKIKUMBA.ORG.
Setamat SMA Widya Bakti Ruteng (1982) ayah dari 3 orang anak ini, lalu lanjut studi di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undana Kupang, jurusan Bahasa Inggris selama 2 tahun. Di sana, ia terus memperdalam minat bahasa Inggris dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1985. Enam bulan kemudian, pada 1 Januari 1986 Agus mendapatkan SK Penempatan Tugas Pertama (CPNS) sebagai pengajar di SMP Negeri Borong di Golo Karot.
“Waktu itu saya lagi Reo. Saya merasa bangga dan bersyukur karena SK Penempatan Tugas Pertama yang saya terima itu dalam waktu singkat, hanya dalam tempo 6 bulan. Saya langsung menuju ke Borong, sesuai dengan penempatan kerja yang ada dalam SK, yaitu di Borong. Hari-hari pertama mengajar di SMPN Borong di Golo Karot, karena saya betul-betul mencintai Bahasa Inggris, saya bisa mengajar dengan enjoy ditambah juga lingkungan sekolah yang sungguh bersahabat dalam segala hal, antara guru dan dengan siswa, semua penuh persaudaraan,” kenangnya.
Arca Bunda Maria dari Fatima yang di arak oleh umat Wilayah Gunung Tabor saat akan memasuki tempat pentahtaan di rumah Ketua KBG Ratu Damai, pada Bulan Mei 2023. Sepanjang jalan merka berdoa Rosario dan ditutup dengan Misa yang dipimpin Pastor Paroki Kumba, RD Andi Latu Batara. Umat di Wilayah Gunung Tabor, yang dikoordinasi oleh Korwil, Agust Jeman selalu kompak dan aktif dalam menyukseskan acara Safari Rosario dan berbagai tugas gerejani lainnya yang dipercayakan pada mereka. (Foto : DOK KBG SANTU RAFAEL)
Membagi Waktu Melayani Umat
Sejak tahun 2006, penyuka lagu For Reason I’ve Forgotten yang dipopulerkan Trisha Yearwood ini, telah aktif berkarya dalam pelayanan Gerejani sebagai Wakil Ketua KBG Santu Rafael yang kini berada di Wilayah Gunung Tabor (dulu Wilayah I), Paroki Santu Mikael Kumba. Karena Ketua KBG bertugas di luar Kota Ruteng, praktis ia merangkap pelayanan sebagai Ketua dan Wakil Ketua KBG. Di KBG Santu Rafael, saat itu terdapat 26 Kepala Keluarga. Agus masih aktif sebagai guru di SMPN 1 Langke Rembong.
“Tugas pokok sebagai guru dan tugas pelayanan sebagai Ketua/Wakil Ketua KBG, tidak ada benturan, semuanya saya bisa atur dengan baik. Tugas di sekolah, di KBG dan di Gereja seperti koor semua bisa diatur waktunya dengan baik dan saya tidak pernah merasa beban dengan berbagai penugasan yang diberikan ini. Di sekolah, waktu itu, selain menjadi guru, saya juga menjadi Wakil Kepala Sekolah dalam bidang Humas dan Sarpras sampai pensiun,” tutur Agus.
Agust Jeman, Ketua KBG Santu Rafael, saat foto mengenakan baju dinas sebagai pendidik di SMPN 1 Langke Rembong. Foto yang diambil pada tahun 2017 ini selalu berkesan baginya karena mengingatkannya akan pengabdian selama 35 tahun mendidik dan mengajar para murid. (Foto : DOK PRIBADI)
Kini, terhitung dari 2006, sudah 17 tahun Agus menjadi pelayan umat Allah di KBG Santu Rafael. Dari penelusuran media ini, konon yang memberikan nama KBG Santu Rafael adalah almarhum Alfons Sene, seorang katekis yang juga dosen di STKIP (kini UNIKA) Santu Paulus Ruteng. Alfons termasuk umat di KBG ini sampai ia wafat Januari 2013. Umat di KBG Santu Rafael menghormatinya sebagai sosok yang baik dalam hal kerohanian, menjadi teladan hidup Kristiani.
Tahun 2022, selain terpilih secara aklamasi menjadi Ketua KBG Santu Rafael, suami dari Maria Dua Ona ini juga terpilih menjadi Koordinator Wilayah Gunung Tabor yang memiliki 4 KBG yakni, KBG Santu Rafael, KBG Serafim, KBG Ratu Damai dan KBG Ratu Para Rasul. Wilayah ini termasuk cukup luas menjangkau sebagian besar kompleks SLB dan SDI Tenda sampai sebagian Gang Israel.
“Awalnya saya ada merasa cemas karena mereka, pengurus dari 4 KBG memilih saya untuk menjadi Koordinator Wilayah dari 4 KBG ini. Ada rasa cemas karena kalau menerima tugas ini, berarti saya merangkap jabatan pelayanan. Namun, setelah saya pertimbangkan matang, saya juga berpikir bahwa, tidak ada beban kalau tugas ini semata untuk melayani. Artinya, saya tidak berjalan sendiri, ada Tuhan dan sesama yang menemani saya dalam tugas-tugas pelayanan ini,” kisah Agus.
Umat KBG Santu Rafel, Wilayah Gunung Tabor, saat berziarah ke Gua Bunda Maria di kompleks Gereja Santu Mikael Kumba untuk berdoa Rosario bersama, pada 14 Mei 2023 sore. Devosi kepada Bunda Maria, terus berkembang luas di Paroki Santu Mikael Kumba. (Foto : DOK KBG SANTU RAFAEL)
Sejak menjadi Ketua KBG, 17 tahun lalu, cerita Agus, hal paling berkesan adalah ada momen-momen tertentu semua umat di KBG bisa berkumpul saling sharing pengalaman iman dalam kelompok maupun di Gereja secara umum. “Saya pribadi merasa bangga, bahwa pelayanan saya dibutuhkan oleh umat kelompok atau KBG dan saya selalu menunjukkan kerja sama yang baik, penuh semangat dalam tugas-tugas Gereja dan KBG. Itu pengalaman yang saya rasakan selama ini,” tuturnya.
Sebagai Koordinator Wilayah, ia berusaha selalu terlibat penuh dalam berbagai kegiatan Gerejani bersama, seperti Safari Rosario yang telah dihelat antar wilayah dalam Paroki Kumba selama 2 tahun terakhir, kerja sama membersihkan lingkungan dan koor-koor wilayah yang ditugaskan Gereja. “Umat di Wilayah Gunung Tabor selalu bekerja sama yang baik, termasuk saat ada kunjungan imam yang merayakan Misa bersama dalam wilayah kami,” tambah Agus.
Agust Jeman berfoto bersama sang istri tercinta, Maria Dua Ona, di rumah mereka di Jalan Kemuning, Gang Hotel Rima Tenda. Dukungan sang istri dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan baik di KBG maupun di Gereja selalu didapat oleh ayah dari 3 orang anak ini. Baginya, dukungan dan doa seorang istri sangat penting untuk menyukseskan semua kegiatan yang dilakukan sebagai seorang Ketua KBG dan Korwil. (Foto : DOK PRIBADI)
Sejak kecil, bakat menyanyinya telah melekat erat dengan keseharian hidup. Kini, ia tercatat juga menjadi anggota Paduan Suara Gita Surga yang dipimpin bunda Susana Terisno. Panggilan bunda kerap digunakan oleh para sahabat dan anggota koor Gita Surga kepada wanita yang juga aktif di Legio Mariae Paroki Kumba itu. Agus selalu berada di barisan tenor, tak hanya di Gita Surga tapi juga di koor-koor Wilayah dan KBG. Di rumahnya, yang terletak di Jalan Kemuning, Gang Hotel Rima – Tenda, nampak setumpuk peralatan soundsistem karaoke yang menggambarkan bakat tarik suaranya.
Pensiun untuk Tuhan
Lagu-lagu country paling digemarinya. Saat menghadiri pesta atau hajatan seperti Nikah, Ulang Tahun dan Syukuran, ia selalu didaulat naik ke atas panggung untuk mempersembahkan suara emasnya menghibur para tamu undangan. Ciri khasnya unik, ia tak pernah betah berdiri di panggung sambil bernyanyi. Maka, sang empunya pesta pun sudah tahu apa yang dia mau : menyerahkan mic wareless ke tangannya agar ia bisa bernyanyi sambil berjalan mengitari lorong-lorong yang ada di ruangan pesta. Ia baru pulang naik ke panggung saat sisa-sisa lirik terakhir lagu, diiringi riuh tepukan tangan.
Foto bersama semua personil Paduan Suara Gita Surga bersama Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Antonius Ruanto Latu Batara usai mengiringi Misa pada Hari Raya Pentakosta 2023 di Gereja Santu Mikael Kumba. Nampak, Ketua KBG Santu Rafael, Agust Jeman di barisan paling belakang (ketiga dari kiri), ia aktif di Paduan Suara tersebut untuk menyalurkan bakat menyanyi. (Foto : DOK PRIBADI)
Bagi Agus, masa pensiun adalah saat di mana ia bisa lebih banyak mempersembahkan waktunya untuk Tuhan melalui pelayanan kepada umat, karena ia telah selesai berbuat atau mempersembahkan karya-karya pengabdiannya untuk negara melalui tugas mengajar dan mendidik. “Saya mengalami pada saat pensiun ini, tugas untuk melayani Tuhan memberikan saya kebahagiaan atau sukacita tersendiri karena bisa menyumbangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk Tuhan dan sesama dalam Paroki Kumba. Pastor Paroki Kumba, Romo Andi, menjadi inspirator saya, bagaimana kerja lebih penting dari pada berbicara. Kerja melayani umat,” tuturnya.
Umat di KBG Santu Rafael, Paroki Santu Mikael Kumba, saat mengadakan pertemuan Katekese Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. Dalam katekese ini mereka saling berbaangi (sharing) pengalaman iman terutama bagaimana keluarga-keluarga yang ada dalam KBG ini membangun ekonomi keluarga di tengah berbagai kesulitan dan tantangan hidup. (Foto : DOK KBG SANTU RAFAEL)
Ia memegang prinsip hidup I can’t walk alone. “Maksudnya, tanpa orang lain, tanpa sesama, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya membutuhkan tuntunan, bimbingan dari Tuhan, termasuk sesama manusia dalam menjalani tugas pelayanan ini. Saya menyadari bahwa, tanpa Tuhan dan sesama, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ini juga yang menjadi prinsip hidup saya sejak dulu, sehingga apa pun tugas yang diberikan, saya menjalani semuanya dengan hati riang gembira,” kata Agus.
Kini, dalam masa pensiunnya, ia terus mengabdikan diri untuk melayani sesama. Pria periang ini mengimpikan, ke depan, akan lahir pula banyak kaum muda yang ambil bagian menjadi pelayan Gereja terutama di KBG-KBG dan Wilayah. Meskipun telah memasuki masa pensiun, ia tak pernah meninggalkan semangat pelayanannya, tetapi semakin bergelora spirit “memberikan diri kepada sesama” yang membutuhkan kehadirannya, terutama saling membangun kebersamaan dan persaudaraan yang ada di KBG, dalam lingkungan gereja, umat Allah yang sedang berziarah di bumi.
Comments are closed.