Foto : Seusai Rapat Evaluasi Tahun Pastoral Ekologi Integral (HPS) paroki-paroki se-Kevikepan Ruteng, semua peserta utusan paroki berforo bersama dengan Direktur Pusat Pastoral (PusPas) RD Martin Chen dan Vikep Ruteng, RD Dyonysius Osharjo di Rumah Unio – Kuwu, Rabu, 20 November 2024 sore. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
PAROKIKUMBA.ORG – Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat, melalui Direktur Pusat Pastoral (Puspas) RD Dr. Martin Chen mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua paroki yang telah menyukseskan implementasi berbagai program konkrit Tahun Patoral Ekologi Integral yang mengusung tema Harmoni, Pedagogi dan Sejahtera (HPS). Hal ini disampaikan saat diadakan Rapat Evaluasi Tahun Ekologi Integral paroki-paroki sekevikepan Ruteng yang digelar di Rumah Unio – Kuwu, 19-20 November 2024.
Dalam Rapat Evaluasi ini hadir para Pastor Paroki, Pastor Rekan, Ketua Pelaksana DPP dan DKP serta para Ketua Seksi JPIC dan PSE dari 25 paroki yang ada diKevikepan Ruteng. 25 Paroki itu, yakni Paroki Poka, Timung, Ru’a, Redong, Narang, Kuwu, Mbaumuku, Rentung, Cancar, Ngkor, Langke Majok, Rejeng-Ketang, Kumba, Denge, Karot, Iteng, Nanu, Katedral, Wangkung Rahong, Ponggeok, Todo, Beokina, Cewonikit dan Poco.
Hari pertama Rapat Evaluasi, Selasa, 19 November 2024, diisi dengan Pertemuan Kevikepan yang membahas berbagai hal sebagai sharing antar paroki. Rapat ini, menjadi bagian pamungkas yang mana sebelumnya telah dilakukan Rapat Monitoring dan Evaluasi (MoNev) I dan II tri-wulan guna melihat dari dekat berbagai progress implementasi Tahun Patoral Ekologi Integral di semua paroki.
Suasana Rapat Evaluasi Tahun Pastoral Ekologi Integral (HPS) tingkat Kevikepan Ruteng yang dihadiri utusan dari 25 Paroki di Rumah Unio - Kuwu, 19-20 November 2024. Dalam rapat ini semua paroki yang ada di wilayah Kevikepan Ruteng melaporkan berbagai aksi konkrit program-program pastoral Tahun Ekologi Integral yang ada di paroki mereka. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Pada hari kedua, Rabu, 20 November 2024, kegiatan diawali Misa Pagi bersama semua utusan paroki, menyusul sehari penuh diadakan acara Evaluasi pelaksanaan Tahun Ekologi Integral dari 25 paroki, dimoderatori Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Ruteng, RD Andy Jeramat. Hadir pula pada kesempatan ini, Direktur Puspas, RD Dr Martin Chen dan Vikaris Episkopalis (Vikep) Ruteng, RD Dyonysius Osharjo.
Ekologi Telah Menjadi Gerakan Umat
Direktur Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Martin Chen dalam pemaparannya, menanggapi laporan MoNev dari semua paroki yang ada, mengatakan, kegiatan Monitoring dan Evaluasi pertama-tama dilaksanakan bukan untuk melaporkan berbagai geliat program yang ada di paroki-paroki, namun lebih dari itu, untuk mendengar bersama, bercerita bersama atau mensharingkan secara bersama berbagai dinamika dan praksis gerakan bersama ekologi yang dibuat di setiap paroki.
Dijelaskan RD Martin, ketika paroki-paroki membuat evaluasi, hal yang penting adalah melihat arah tujuan yang utama, yakni perubahan-perubahan atau akibat yang muncul dari berbagai program yang telah dibuat, sehingga yang dituju menjadi jelas yaitu pada outcome pastoral. Di tahun Pastoral Ekologi Integral ini, lanjut dia, perubahan ekologi seperti apa yang terjadi, atau transformasi hidup umat dalam bidang ekologi realitasnya seperti apa yang terjadi, itulah yang menjadi pertanyaan penting untuk dikaji bersama.
Direktur Pusat Pastoral (PusPas) Keuskupan Ruteng, RD Dr Martin Chen saat menyampaikan presentasi penilaian atas Laporan Evaluasi pelaksanaan Tahun Pastoral Ekologi Integral yang dilaksanakan di semua paroki dalam Kevikepan Ruteng. Ia berpesan, agar kerja-kerja ekologis menjadi program berkelanjutan di semua paroki, meski tahun 2024 yang dicanangkan sebagai Tahun Pastoral Ekologi Integral akan segera berakhir. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
“Perubahan itu dimulai secara personal, dalam diri umat, seperti pengetahuan, kesadaran, keterampilan bahkan lebih jauh motivasi, komitmen bahkan pada perilaku yang ramah lingkungan. Maka, sebetulnya yang diharapkan itu adalah prosentasi dari hal-hal ini. Pada akhirnya umat menyadari, misalnya, bahwa lingkungan yang bersih itu penting, pola hidup tertentu bisa merusak lingkungan atau umat bisa secara mandiri membuat pupuk dan pestisida organik,” ujar RD Martin.
Selain perubahan personal (diri) menurut dia, juga ada perubahan material, seperti ada banyak paroki yang kini memiliki taman-taman bunga yang asri dan indah, demikian juga semakin banyak pohon yang bertumbuh subur, berbeda dengan sebelumnya kurang ditumbuhi pohon, termasuk misalnya, ternak peliharaan seperti kambing yang bertambah berkat penguatan dan pendampingan berkelanjutan dari paroki.
RD Martin juga mengapresiasi kerja-kerja kolektif Pastor Paroki, DPP-DKP bersama umat sehingga persoalan sampah, hutan, air dan berbagai krisis lingkungan hidup lain semakin menyadarkan umat untuk mengambil langkah konkrit dalam penanganannya. “Dalam sharing-sharing tadi, kita juga menemukan adanya harmoni dan keterkaitan antar ciptaan. Pengetahuan inilah yang kita lihat, dalam Tahun Ekologi Integral ini semakin berkembang di kalangan umat. Yang paling penting adalah kesadaran pastoral ekologi yang semakin mendalam, bahwa ekologi bagian dari iman, bahwa alam ciptaan sebenarnya memantulkan keindahan dan keagungan Sang Pencipta,” ujarnya.
Utusan DPP Paroki Santu Mikael Kumba, Ketua Pelaksana I DPP, Flori Mentot (kedua dari kanan) dan Ketua Pelaksana IV, Bastian Bheo Mone (kanan) yang ikut serta mendampingi Pastor Paroki Kumba, RD Andi Latu Batara berada bersama puluhan peserta utusan paroki-paroki lainnya menghadiri Rapat Evaluasi Tahun Pastoral Ekologi Integral di Rumah Unio - Kuwu, 19-20 November 2024. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Di sejumlah paroki dalam Kevikepan Ruteng, di antaranya Paroki Narang, Reo dan Ponggeok, termasuk di beberapa paroki di Manggarai Timur, lanjut RD Martin, dalam berbagai aksi ekologis maupun sosialisasi tentang ekologi, Komisi JPIC Keuskupan Ruteng selalu melaksanakannya terintegrasi dengan ibadat kreatif ekologi. Pada kesempatan ini, RD Martin juga menggagas kembali pentingnya pemanfaatan lahan pastoran, kebun dan lahan kosong paroki agar diberdayakan bersama umat sehingga gerakan ekologis menjadi gerakan umat, termasuk merangkul lembaga pendidikan (sekolah-sekolah). Ia juga memuji paroki-paroki yang berkolaborasi dengan pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten.
“Budaya Manggarai itu, budaya ekologis, menyatu dengan alam. Di Festival Golo Koe, Festival Golo Curu dan Festival Lembah Sanpio kita mengangkat spirit ini, termasuk mengidupkan kembali ritus-ritus ekologis. Lalu, pertanyaan konkrit untuk kita semua, setelah tahun Ekologi Integral ini, bagaimana keberlanjutan program-program ekologi di paroki-paroki dan lembaga. Saya mengajak supaya program-program edukasi ekologi, penguatan spiritual dan aksi-aksi ekologis tidak berakhir tahun ini, tapi berlanjut terus menerus dan semakin berkembang,” ujar RD Martin.
Melanjutkan pesan Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat, RD Martin mengucapkan terima kasih, proficiat dan apresiasi tinggi pada semua paroki dalam Kevikepan Ruteng untuk berbagai perubahan ekologis yang dirasakan dan dinikmati oleh masyaraat (umat), sekaligus atas segala program dan kegiatan ekologis yang sudah dibuat dengan baik dan sukses sehingga Gereja Keuskupan Ruteng menjadi Gereja yang ramah lingkungan. (Jimmy Carvallo)
Comments are closed.