Penulis : Jimmy Carvallo | Pewarta KOMSOS Paroki Santu Mikael Kumba
PAROKIKUMBA.ORG – Salah seorang pegawai di Sekretariat Paroki Santu Mikael Kumba, Angalinus Jeman, memasuki masa purnabakti atau masa pensiun. Sehubungan dengan apresiasi dan ungkapan rasa hormat atas semua pengabdiannya, digelar acara syukuran purnabakti baginya di Aula Paroki Santu Mikael Kumba yang dihadiri Pastor Paroki Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara, Pastor Rekan, RD Res Dakosta, jajaran pengurus DPP dan DKP, serta semua pegawai yang bekerja di lingkup Paroki Kumba.
Acara syukuran dan pelepasan purnatugas bagi karyawan atau staf Paroki Santu Mikael Kumba tersebut merupakan yang pertama kali dilaksanakan dalam sejarah Paroki Kumba sejak tahun 1962. Sebelumnya, tidak pernah ada acara yang digelar dalam peristiwa yang sama, karena belum pernah ada karyawan yang bekerja sampai dengan umur 60. Di Paroki Kumba, karyawan yang berkarya atau bekerja dibatasi untuk memasuki masa pensiunnya pada umur 60 tahun.
Pastor Paroki Santu Mikael Kumba, RD Antonius Ryanto Latu Batara. Saat menghadiri acara syukuran purnabakti pegawai Paroki Kumba, Anggalinus Jeman, atau yang disapa Linus, selaku Pastor Paroki ia berterima kasih dan menyampaikan apresiasinya atas dedikasi dan karya sebagai pegawai Paroki Kumba yang telah lama mengabdi. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Acara diadakan dalam suasana penuh keakraban, Rabu, 5 Juli 2023 siang. “Acara ini diadakan oleh kita bersama, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih yang tulus dari kami kepada Bapak Linus, atas segala bentuk pengabdian, kerja sama dan karya yang telah diukir selama menjadi pegawai di Paroki Kumba. Semoga semua bentuk keteladanan, kebaikan dan dedikasi yang telah diberikan selama hampir 33 tahun selalu membawa berkat, sukacita bagi Bapak Linus dan keluarga serta keteladanan serta motivasi bagi kami yang lainnya,” ucap RD Andi Latu Batara dalam sambutannya.
Dalam acara ini, juga diserahkan Tanda Kasih atau cinderamata dan ucapan selamat dari Pastor Paroki, Pastor Rekan, DPP-DKP atas nama umat Paroki Kumba kepadanya. Ketua Pelaksana I DPP, Flori Mentot, mengatakan, ada banyak hal yang bisa ditiru dari seorang pegawai senior yang memasuki purnabakti tersebut, di antaranya adalah selalu bekerja dengan penuh semangat hingga ia memasuki masa pensiun. “Patut dicontoh oleh kita semua, mengutamakan kerja sama yang baik, dalam kebersamaan dan kekeluargaan dalam pelayanan kepada umat secara keseluruhan,” kata Flori. Rangkaian acara ditutup dengan Doa bersama dan dilanjutkan dengan resepsi siang bersama.
Ketua Pelaksana I Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santu Mikael Kumba, Flori Mentot. Dalam acara pelepasan purnabakti pegawai Paroki Kumba, Anggalinus Jeman, ia mengatakan bahwa sosok pegawai senior ini menjadi teladan bagi semua pegawai lainnya karena pengabdiannya penuh dengan semangat kerja sama yang baik dan semangat kekeluargaan. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Anggalinus Jeman, 60 tahun, tercatat sejak 28 Agustus 1990 menjadi pegawai Paroki Santu Mikael Kumba. Saat itu, Pastor Paroki Kumba RD Zakarias Jehadun, Ia menjadi staf saat berusia 27 tahun, setahun setelah menikah dengan Paulina Setia, wanita yang berasal dari Paroki Rentung. “Waktu itu, saya langsung membantu di Sekretariat Paroki Kumba. Satu bulan kemudian, pada Bulan September ada penambahan pegawai baru, Pak Mikael Halu,” cerita Linus, sapaan akrabnya.
Ia mengabdi di Paroki Santu Mikael Kumba dalam rentang sejarah yang panjang, 33 tahun, di mana 7 Pastor Paroki berkarya, dari RD Zakarias Jehadun, RD Matias Jebatur, RD Linus Djambar, RD Leonardus E. Novery, RD Blasius Harmin, RD Mansuetus Hariman dan RD Antonius Ryanto Latu Batara yang kini menjadi Pastor Paroki Kumba.
“Pertama kali bergabung, saya selain membantu menangani administrasi di Sekretariat Paroki juga rangkap pekerjaan, bersama Pak Mikael, kami juga menjadi koster, membersihkan dan menata taman sekitar Gereja dan kebun paroki yang ada sekitar kompleks Gereja termasuk yang sekarang sudah dibangun Kapela Adorasi. Waktu itu belum ada Kapela Stasi Carep, sehingga umat dari Stasi Carep juga Misa di Gereja Kumba semua,” kisah Linus.
Anggalinus Jeman didampingi istri tercinta, Paulina Setia saat menghadiri acara syukuran dan pelepasan purnatugasnya sebagai pegawai di Sekretariat Paroki Santu Mikael Kumba setelah mengabdi selama 33 tahun. Ia bekerja sejak almarhum Romo Zakarias JehaduN menjadi Pastor Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Pria kelahiran Bonar – Rahong Utara, 4 Juni 1963, adalah ayah dari 3 orang anak, yakni Agustinus Grasilan Jeman, Maria Angelina Susi Jeman dan Yohanes Audes Jeman. Ia pernah mengenyam pendidikan di SDN Lengor (tamat tahun 1980), SMP Negeri I Langke Rembong (tamat 1983) dan STM Bina Kusuma Ruteng (tamat tahun 1986). Di STM Bina Kusuma, ia satu kelas dengan Mikael Halu, sahabatnya yang kemudian sama-sama menjadi staf di Sekretariat Paroki Kumba.
Setamat STM Bina Kusuma, dia sempat mengadu nasib di Kota Malang mengikuti kursus montir selama 3 bulan, lalu bekerja mencari nafkah sebagai buruh harian bangunan. Satu tahun di Malang, pada tahun 1987 Linus lalu kembali ke Ruteng dan bekerja di Bengkel Misi SVD yang terletak di samping Persekolahan SMAK St. Fransiskus Xaverius. Sekitar 10 bulan ia bekerja sebagai montir mobil, bersama Mikael Halu yang menangani pembuatan (las) tempat tidur besi. Tak sampai setahun di Bengkel Misi ini, ia pun kembali ke kampung halaman di Bonar menggarap kebun milik orang tuanya.
Pegawai Paroki Santu Mikael Kumba bersama Pastor Paroki, RD Andi Latu Batara dan Pengurus DPP-DKP berfoto bersama sahabat mereka, Anggalinus Jeman saat acara penyerahan Tanda Kasih Kenang-kenangan sebagai bentuk apresiasi atas semua karya pengabdiannya sebagai pegawai di Paroki Kumba selama 33 tahun. (Foto: PAROKIKUMBA.ORG)
“Kenangan yang paling berkesan selama saya menjadi pegawai di Paroki Kumba, dari segi iman semakin kuat, ada ketenangan batin bisa bekerja dengan memberikan pelayanan kepada banyak umat yang berurusan dengan Gereja atau Paroki Kumba. Kalau ada persoalan atau tantangan, saya merasakan bahwa saya tidak sendirian, selalu ada Romo dan rekan kerja yang selalu memberikan pikiran atau jalan keluar yang bagus,” ucap Linus.
Dengan mengabdi, berkarya sebagai pegawai di Paroki Kumba selama 32 tahun, Linus berkisah, bahwa ia selalu bisa melewati berbagai dinamika kehidupan bersama keluarga, termasuk juga dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Dua anaknya menamatkan Pendidikan Sarjana di Kampus IKIP Budi Utomo Malang dan kini menjadi guru. “Saya merasakan bahwa Tuhan itu sungguh baik, menolong dan selalu memperhatikan kita semua, dalam perjalanan hidup kita dan harapan serta doa-doa kita,” kata Linus.
Kini ia telah memasuki masa purnabakti. “Ada rasa syukur karena saya merasakan bagaimana besarnya Kasih Tuhan terutama sampai bisa juga saya membiayai pendidikan anak-anak. Saya juga bersyukur karena Tuhan selalu menjaga dan memberikan karunia kesehatan selama mengabdi di Paroki Kumba. Dari pengalaman hidup saya, satu hal yang saya ambil hikmahnya yaitu Tuhan selalu dekat dan memperhatikan kita. Menyerahkan diri pada kehendak Tuhan, itu yang terpenting dalam kehidupan ini,” ucap Linus.
Anggalinus Jeman dan sahabat karibnya sejak lama, Mikael Halu berfoto bersama di Sekretariat Paroki Kumba pada hari acara syukuran purna bakti. Menurut Linus, sejak remaja, mereka sudah sering bersama dan saling mengenal kepribadian masing-masing. Dia bersyukur persahabatan itu terus terjalin sampai ia pensiun dari tugas-tugas sebagai pegawai di Paroki Kumba. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)
Mikael Halu, 58 tahun, rekan kerja di Sekretariat Paroki Kumba yang juga sahabat karib Linus, menceritakan, sejak berjumpa dan bersahabat akrab di bangku STM Bina Kusuma, Linus adalah sosok pribadi yang sederhana dan baik hati, setia menjalankan semua tugas yang diberikan kepadanya. “Yang saya senang juga dari dia, orangnya cepat akrab dengan siapa saja dan rendah hati dalam keseharian hidupnya. Kalau kita minta bantuan kepada dia, selalu saja dia menolong kalau dia bisa,” kisah Mik, panggilan akrab Mikael Halu.
Mikael bercerita, ada banyak kisah pengalaman kebersamaan dengan sahabatnya, Linus, yang berkesan dan selalu dikenang. Bersama melewati tapak sejarah perjalanan dan dinamika peristiwa keseharian selama puluhan tahun di Paroki Kumba, semakin membuat keduanya belajar banyak dari kehidupan. “Saya banyak belajar dari Pak Linus juga. Dia sahabat yang baik dan teman bercerita pengalaman hidup yang suka mendengarkan dan peduli pada sesama,” tambah Mik.
Pastor Rekan Paroki Kumba, RD Res Dakosta, dimintai kesannya tentang sosok Linus, menuturkan, bahwa ia adalah seorang pekerja keras dan suka membantu sesamanya. Dalam kerja dia jarang mengeluh dan selalu mencintai pekerjaannya dengan setia. “Bapak Linus adalah sosok pekerja keras dan rajin, tidak menunda pekerjaan dan konsisten dengan pekerjaan yang dilakukannya. Ini adalah teladan kesederhanaan dan juga teladan pemuridan Kristus yang sejati yang selalu setia mencintai pekerjaan dan memperhatikan hal-hal kecil,” tutur RD Res.
Comments are closed.