Kumba, Ruteng, Manggarai

Oleh: Sr. Florensia Imelda Seran, SCSC | Biarawati di Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC) Ruteng.

(Renungan Minggu, 16 November 2025. Mal. 4:1-2a, 2 Tes. 3:7-12, Injil Lukas 21:5-19)

Kewaspadaan adalah elemen fundamental dalam perjalanan iman kita. Ketika kita tidak lagi berjaga, kita membuka pintu bagi kegelapan untuk merayap masuk; kewaspadaan adalah cahaya yang menuntun kita dalam perjalanan spiritual. Dalam dunia yang penuh dengan godaan dan penyesatan, penting bagi setiap orang beriman untuk senantiasa waspada.

Penyesatan dapat datang kapan dan di mana saja, sering kali dalam bentuk ajaran-ajaran yang tampaknya menggiurkan atau menjanjikan kebahagiaan, tetapi sesungguhnya menghantarkan kita pada kehancuran spiritual.

Iblis, sebagai musuh jiwa kita, senantiasa mencari kesempatan untuk menyesatkan, bahkan orang-orang yang dianggap benar. Dalam 1 Petrus 5:8, kita diingatkan, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum, ia mencari orang yang dapat ditelannya.”

Ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan; kita tidak boleh menganggap remeh serangan yang dapat datang kapan saja dan kepada siapa saja. Setiap orang, tanpa memandang status atau kedudukan rohani, harus tetap waspada. Kewaspadaan bukan hanya tentang menghindari kesalahan, tetapi juga tentang kesadaran akan potensi penyesatan yang selalu mengintai dalam bentuk ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran iman kita.

Kedatangan Hari Tuhan akan seperti pencuri di malam hari. Dalam konteks ini, kita dipanggil untuk selalu siap. Kesiapan ini bukan hanya tentang menghindari dosa, tetapi juga tentang menjalani hidup yang penuh kasih, pelayanan, dan pengabdian kepada Tuhan. Dalam Katekismus Gereja Katolik, kita diingatkan bahwa “Kita harus selalu siap untuk bertemu dengan Tuhan kita.” Kesiapan ini mencakup pengembangan spiritual yang terus-menerus, doa, dan partisipasi dalam perayaan-perayaan sakramental. Setiap hari adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat iman kita.

St. Agustinus berkata, “Doa adalah senjata yang paling ampuh yang diberikan kepada kita.” Dalam konteks kewaspadaan, doa menjadi alat yang sangat penting untuk menjaga jiwa kita dari penyesatan. Melalui doa, kita dapat meminta bimbingan dan kekuatan dari Tuhan untuk tetap teguh dalam iman. Doa bukan hanya sebagai permohonan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendengarkan suara Tuhan dan mengarahkan hati kita kembali kepada-Nya. Dengan berdoa, kita membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, yang menjadi sumber kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi godaan.

Paus Fransiskus juga mengingatkan kita bahwa “Kita harus berjuang melawan kebiasaan untuk menjadi acuh tak acuh.” Kewaspadaan menuntut kita untuk aktif mencari kebaikan dan kebenaran dalam hidup kita sehari-hari. Dalam dunia yang sering kali mengalihkan perhatian kita dari Tuhan, kita harus berjuang untuk tetap fokus. Dengan berdoa dan hidup sesuai dengan ajaran Kristus, kita dapat menjaga diri kita dari penyesatan. Kewaspadaan memerlukan usaha dan komitmen, tetapi hasilnya adalah kehidupan yang lebih kaya dan bermakna.

Kewaspadaan adalah bagian integral dari perjalanan iman kita. Dengan hati yang terbuka dan penuh harapan, kita bersiap menyambut kedatangan Tuhan, agar pada hari itu kita ditemukan dalam keadaan siap dan layak. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk tetap waspada, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk saudara-saudara kita dalam iman. Dengan saling mengingatkan dan mendukung, kita dapat bersama-sama menjaga iman kita tetap hidup dan bersinar di tengah kegelapan dunia ini.

Iman yang tidak dipelihara dengan kewaspadaan akan menjadi rapuh; seperti pohon yang tidak disiram, ia akan layu dan mati. Namun, kewaspadaan yang dipadukan dengan doa dan kasih akan menghasilkan buah yang berlimpah. Menjadi pelita yang bernyala dalam kegelapan adalah panggilan setiap orang Kristiani, bukan hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk menjadi terang dan penuntun bagi yang lain. Mari kita berkomitmen untuk hidup dalam kewaspadaan, agar kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri, tetapi juga menjadi cahaya bagi orang lain dalam perjalanan menuju keselamatan. Semoga.

********

Hey, Kawula Muda! 

Siap jadi Bait Kudus Allah dan melayani lebih banyak orang? Yuk, dalami cinta Allah yang tak bertepi bareng kami! Belajar dari Hati Kudus Yesus, Sekolah dari segala Kesempurnaan, dan bersama-Nya, kita akan menempuh samudera kehidupan dengan kasih yang melimpah.Gabung dengan Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus Yesus (SCSC) dan temukan tujuan hidupmu!

Di bawah moto “Ad Majorem Cordis Gesu’ Gloriam,” kami berkomitmen untuk mengabdi dalam berbagai karya pelayanan: dari pastoral orang sakit, kaum muda, keluarga, hingga pendidikan, dan karya sosial lainnya.

Jangan ragu, datang dan lihat sendiri! Kami ada di SCSC Ruteng, Jalan Ranaka, samping Hotel Revaya, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong. Hubungi kami di HP. 081 378 253 885 (Sr. Imel, SCSC). Sampai jumpa!