
Oleh: Sr. Florensia Imelda Seran, SCSC | Biarawati di Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC) Ruteng.

(Renungan Minggu, 9 November 2025, Pesta Pemberkatan Gereja Basilica Leteran. Injil Yoh 2: 13-22)
Perayaan hari ini bukan sekadar pengulangan sejarah bahwa gedung basilika Laterano telah diberkati pada beberapa tahun silam, melainkan sebuah kesempatan untuk merefleksikan diri kita masing-masing di hadapan Tuhan. Bait Allah memiliki dua makna yang mendalam: pertama, sebagai bangunan fisik yang kita sebut gereja, dan kedua, sebagai tubuh mistik Kristus, yaitu Gereja.
Gedung gereja berfungsi sebagai tanda persatuan dan persekutuan umat Allah dengan Penciptanya, di mana komunikasi kasih terjalin antara Allah dan umat-Nya, serta antara sesama anggota tubuh Kristus. Santo Agustinus pernah berkata, “Di mana ada kasih, di situ ada Allah,” hal ini mau menegaskan bahwa kehadiran Allah dapat dirasakan dalam persekutuan umat yang dibangun dalam kasih.
Namun, sejauh mana kita menghayati makna ini dalam kehidupan sehari-hari? Setiap kali kita berkumpul di gereja, kita tidak hanya berkumpul sebagai individu, tetapi sebagai satu tubuh yang bersatu dalam Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menekankan, “Satu tubuh dan satu Roh, seperti kamu juga dipanggil kepada satu pengharapan, yaitu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu” (Efesus 4:4). Ini mengingatkan kita bahwa setiap pertemuan di dalam gereja adalah kesempatan untuk memperdalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Lebih jauh lagi, kita diingatkan bahwa bait Allah bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga diri kita sendiri. Dalam 1 Korintus 6:19-20, Paulus menegaskan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harga: karena itu, muliakanlah Allah di dalam tubuhmu!” Tubuh kita adalah tempat di mana Roh Kudus bersemayam, menjadikannya suci dan berharga di hadapan Allah.

Pesta hari ini juga mengungkapkan kesatuan Gereja universal, yang disatukan dalam satu tubuh, yaitu Gereja. Basilika di Roma, sebagai simbol kuat dari persatuan ini, menjadi tanda nyata dari persekutuan seluruh umat Allah dengan Gembala-Nya. Meskipun kita berasal dari berbagai latar belakang, budaya, dan tradisi, kita dipanggil untuk bersatu dalam iman dan kasih Kristus. Paulus dalam Efesus 4:4-6 menegaskan bahwa kita adalah “Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan; satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”
Ketika kita menyebut diri kita sebagai “Locum Divinum,” atau “Tempat yang Suci”, kita mengakui bahwa setiap tindakan, pikiran, dan perkataan kita dapat menjadi pertemuan dengan yang Ilahi. Kesucian tubuh kita sebagai bait Allah kita bukan hanya tentang menghindari dosa, tetapi juga tentang menciptakan ruang bagi Allah untuk hadir dalam hidup kita. Ini berarti menjaga pikiran dan hati kita dari hal-hal yang tidak suci, serta berusaha untuk hidup dalam kasih dan kebenaran.
Secara teologis, kita memahami bahwa Allah menginginkan hubungan yang intim dengan umat-Nya. Kesucian hati adalah kunci untuk mengalami kehadiran Allah. Dengan menjaga kesucian tubuh yang adalah Bait Allah, kita membuka diri untuk mengalami perjumpaan yang mendalam dengan Tuhan. Menjaga kesucian tubuh kita juga berarti melindungi komunitas di sekitar kita. Ketika kita menjaga diri dari hal-hal yang merusak, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri, tetapi juga memperkuat tubuh Kristus.
Pada akhirnya kita dapat menyadari bahwa menjaga kesucian tubuh kita yang adalah panggilan untuk hidup dalam kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini adalah undangan untuk menjadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk bertemu dengan yang Ilahi. Mari kita berkomitmen untuk menjaga kesucian bait kita, agar kita dapat menjadi saluran kasih dan kebenaran Allah di dunia ini, dan agar setiap langkah kita menjadi langkah menuju pertemuan yang lebih dalam dengan yang Ilahi.
Mari kita berdoa agar Allah memberi kita kekuatan dan kebijaksanaan untuk hidup sebagai “Locum Divinum,” tempat di mana kita dapat mengalami kehadiran-Nya dan menjadi saksi kasih-Nya di dunia, serta menyadari bahwa meskipun kita banyak, kita tetap satu tubuh dalam Kristus, bersatu dalam iman dan persekutuan di dalam pangkuan Bunda Gereja yang kudus. Semoga.
*****
Hey, Kawula Muda!
Siap jadi Bait Kudus Allah dan melayani lebih banyak orang? Yuk, dalami cinta Allah yang tak bertepi bareng kami! Belajar dari Hati Kudus Yesus, Sekolah dari segala Kesempurnaan, dan bersama-Nya, kita akan menempuh samudera kehidupan dengan kasih yang melimpah.Gabung dengan Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus Yesus (SCSC) dan temukan tujuan hidupmu!
Di bawah moto “Ad Majorem Cordis Gesu’ Gloriam,” kami berkomitmen untuk mengabdi dalam berbagai karya pelayanan: dari pastoral orang sakit, kaum muda, keluarga, hingga pendidikan, dan karya sosial lainnya.
Jangan ragu, datang dan lihat sendiri! Kami ada di SCSC Ruteng, Jalan Ranaka, samping Hotel Revaya, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong. Hubungi kami di HP. 081 378 253 885 (Sr. Imel, SCSC). Sampai jumpa!

