Oleh : Sr. Florensia Imelda Seran, SCSC | Biarawati di Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC) Ruteng.
HARI MINGGU PALMA Mengenangkan Sengsara Tuhan | MINGGU, 13 APRIL 2025 | INJIL LUKAS 23 : 1 – 49
Minggu Palma menandai awal Pekan Suci, sebuah perjalanan iman yang sangat penting bagi umat Allah. Dalam momen yang penuh harapan ini, kita menyaksikan kerumunan orang yang bersorak-sorai, mengakui Yesus sebagai Raja, Putera Daud, yang datang untuk menyelamatkan. Namun, di balik sorakan “Hosana!”, terdapat bayang-bayang pengkhianatan yang mengintai, yang akan segera mengubah sorak-sorai itu menjadi teriakan “Salibkan Dia!”. Ini adalah pengingat bahwa emosi manusia sangat rentan dan dapat berubah secepat kilat, mencerminkan betapa mudahnya kita terjebak dalam ilusi kepuasan sesaat.
Kerapuhan manusia terlihat jelas dalam peristiwa ini. Kita sering terjebak dalam sikap yang berubah-ubah, dari pujian tulus menjadi penolakan menyakitkan. “Vox Populi, Vox Diaboli” mengingatkan kita bahwa suara mayoritas tidak selalu mencerminkan kebenaran atau suara Tuhan. Dalam momen bahagia, kita sering melupakan komitmen spiritual yang lebih dalam. Ketika mengangkat daun palma dan bersorak, kita harus bertanya: Seberapa kuat iman kita saat tantangan datang? Apakah kita akan tetap setia pada Tuhan, atau terpengaruh oleh suara-suara yang menggoda kita untuk berpaling?Dalam sorak-sorai, terdapat potensi pengkhianatan. Kita merayakan iman kita, tetapi dalam sekejap, kita bisa jatuh ke dalam keraguan dan penolakan. Ini adalah perjuangan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Kita harus merenungkan betapa mudahnya kita tergoda mengikuti arus, terutama ketika suara mayoritas berbalik melawan kebenaran. Ketika bersorak hosana Putera Daud, kita diingatkan untuk melihat ke dalam diri kita. Apakah kita memiliki ketenangan hati yang sejati, ataukah kita bersorak demi kepentingan diri sendiri? Kesadaran akan potensi pengkhianatan ini harus mendorong kita mengembangkan keteguhan hati dan integritas, agar kita tetap setia di masa-masa yang sulit, penolakan dan tekanan publik.
Minggu Palma mengajak kita merenungkan perjalanan iman kita. Sorak-sorai tanpa ketulusan hati hanya akan menghasilkan pengkhianatan. Kita dipanggil untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan, terutama ketika iman kita diuji. Pertobatan bukan sekadar pengakuan atas kesalahan, tetapi transformasi yang mendalam dalam diri kita. Kita tidak boleh terjerumus dalam siklus hipokrisi, bersorak di hadapan Tuhan tetapi menikam saudara kita sendiri dengan kata-kata atau tindakan, menyudutkan dan menjatuhkan sesama tanpa ampun. Pertobatan yang tulus harus menggerakkan kita untuk melakukan tindakan nyata yang mencerminkan kasih dan keadilan Tuhan dalam hidup kita.
Dalam perjalanan hidup, kita mendengar banyak suara. Suara-suara ini bisa mengajak kita memuji kebaikan Tuhan dan sesama, tetapi juga menggoda kita untuk berpaling dari kebaikan. Suara Tuhan tidak selalu datang dari kerumunan masa; sering kali, Ia berbicara dalam keheningan hati kita. Kita harus belajar mendengarkan dan membedakan suara yang membawa kita kepada cinta, pengampunan, dan kesetiaan. Ketika bersorak “Hosana!”, kita harus melakukannya dengan kesadaran penuh akan komitmen kita untuk mengikuti jalan-Nya, bukan hanya mengikuti arus, dan mengamankan diri kita dari kritik dan penolakan.
Minggu Palma mengingatkan kita bahwa perjalanan iman tidak selalu mulus. Mari kita berkomitmen untuk tetap setia dalam iman, meskipun dunia di sekitar kita sering berbalik. Dengan demikian, kita dapat menjadi saksi kebaikan di tengah perjuangan antara kebaikan dan kejahatan. Saat kita mengangkat daun palma dan bersorak, marilah kita melakukannya dengan hati tulus, siap menghadapi tantangan yang akan datang. Kita harus bertekad untuk tidak hanya bersorak, tetapi juga hidup dalam kasih dan kebenaran yang Yesus ajarkan. Jangan membiarkan diri kita hanya menjadi pewarta sabda, tetapi juga pelaku sabda yang siap mengorbankan diri demi kebaikan dan kebenaran yang kita junjung tinggi. Dengan demikian, kita dapat menjadi cahaya bagi dunia, mencerminkan kasih dan keadilan Tuhan kepada sesama dalam setiap langkah hidup kita.
Redaksi Media Informasi dan Komunikasi PAROKIKUMBA.ORG menerima naskah/artikel berupa sharing pengalaman iman, renungan singkat untuk Rubrik INSPIRASI AKHIR PEKAN yang terbit setiap Hari Sabtu. Panjang naskah maksimal 500 kata dan diketik rapih. Naskah dikirim dengan format Microsoft Word melalui nomor WahatssApp (WA) 081 338215478. Terima kasih.
Comments are closed.